Analisis Institut Sejong, Cheong Seong Chang menunjukkan rasa pesimisnya.
“Kecil kemungkinan Korut akan menerima rencana dukungan bersyarat Suk Yeol karena Korut percaya Korsel harus terlebih dahulu meninggalkan kebijakan permusuhannya. Yang berarti, berhenti latihan militer reguler dengan AS,” kata Seong Chang.
Suk Yeol dari Partai Konservatif Korsel menang tipis dalam pemilihan presiden melawan Lee Jae Myung yang berasal dari Partai Liberal Korsel. Suk Yeol memperoleh suara 48,6 persen sedangkan rivalnya, 47,8 persen. Kemenangan tipis itu karena publik merasa kecewa dengan kebijakan ekonomi mantan Presiden sebelumnya, Moon Jae In yang juga berasal dari Partai Liberal.
Kebijakan ekonomi Jae In dianggap penyebab harga rumah dan utang pribadi melambung di luar kendali serta gagal menciptakan lapangan kerja yang memadai. Dalam kampanyenya, Suk Yeol dikritik karena sebagian pesannya berfokus pada laki-laki muda yang kesulitan mendapatkan pekerjaan dan berprospek suram saat menikah dan menjadi orang tua. Suk Yeol dianggap mengabaikan penderitaan kaum perempuan. [rif]