Scroll untuk baca artikel
Terkini

Raih Suara Terbanyak Partai Nasdem, Anies-AHY Paling Cocok

Redaksi
×

Raih Suara Terbanyak Partai Nasdem, Anies-AHY Paling Cocok

Sebarkan artikel ini

Anies Baswedan raih suara terbanyak saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Nasdem. Direktur IPO, Dedi Kurnia Syah, “pasangan Anies – AHY layak diusung lantaran bekas anggota TNI itu mampu membawa suara solid Partai Demokrat.”

BARISAN.CO – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendapatkan suara terbanyak saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Nasdem, 15-17 Juni 2022 di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (17/6/2022).

Selanjutnya, suara terbanyak kedua diperoleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan suara terbanyak ketika didapat Menteri BUMN Erick Thohir.

Namun nama menteri BUMN Erick Thohir tidak masuk tiga capres pilihan Partai Nasdem, Ketua Partai Nasdem Suya Paloh menjatuhkan pilihannya kepada Jenderal Andika Perkasa.

Pada saat Rakernas Partai Nasdem, hampir seluruh Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasdem memilih Anies Baswedan hanya 2 DPW yang tidak memasukan nama Anies yakni Papua Barat dan Kalimantan Timur.

Opini publik mulai bergulir, pemilik suara terbanyak rakernas Nasdem Anies Baswedan mulai digadang-gadang akan disandingkan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harymurti Yudhoyono (AHY).

Pasalnya Partai Nasdem tidak bisa mengusung capres sendiri, oleh karena itu peta koalisi mulai bergulir. Elektabilitas Anies dan AHY sama kuat. Sehingga Partai Nasdem perlu menjatuhkan pilihan koalisinya kepada Partai Demokrat.

Hal ini disampaikan Direktur Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menanggapi rekomendasi Partai Nasdem kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bisa saja mengubah peta koalisi.

Pasalnya Partai Demokrat dan Agus Harymurti Yudhoyono punya elektabilitas yang sama-sama baik. Meskipun dalam skema Pilpres, AHY maksimal berpeluang pada posisi Cawapres,” ujar Dedi dikutip KBA News, Sabtu (18/6/2022).

Dedi beralasan, pasangan Anies – AHY layak diusung lantaran bekas anggota TNI itu mampu membawa suara solid Partai Demokrat.

“Berbeda misal yang diusung Anies-Andika. Ini bisa jadi persoalan. Alasannya, karena Andika tidak memiliki basis suara solid dan mesin partai politik,” ujar dia. [Luk]