Scroll untuk baca artikel
Terkini

Santri Habib Luthfi Beberkan Sosoknya dalam Buku Cahaya dari Nusantara

Redaksi
×

Santri Habib Luthfi Beberkan Sosoknya dalam Buku Cahaya dari Nusantara

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Penulis buku dan sekaligus santri, Muhdor Ahmad Assegaf beberkan sosok penting bagi Indonesia dan bahkan dunia dalam buku berjudul “Cahaya dari Nusantara, Maulana Habib Luthfi Bin Yahya: Catatan Kekaguman dan Kecintaan Seorang Santri.”

Penulis yang juga menjadi abdi ndalem membedah karyanya di Pondok Pesantren Gunung Jati Ba’alawy (SGJB), Gunungpati Kota Semarang, Kamis (8/9/2022).

“Tulisan dalam buku ini bermula dari catatan-catatan yang penulis peroleh dari Habib Luthfi bin Yahya. Saya tidak mengedit dan bahkan menambahkan satu hurufpun. Sebagaimana diketahui ia sosok berkharisma yang sibuk dan padat jadwalnya, namun disela-sela kesibukan beliau mampu menulis dan sangat rapi,” tutur Habib Muhdor.

Habib Muhdor menuturkan bahwa lahirnya buku ini sangat spesial, karena saya mengumpulkan bahan hingga dibukukan membutuhkan waktu lima belas tahun.

“Habib Luthfi Bin Yahya adalah sosok ulama yang patut diteladani dengan segala sifat yang dimilikinya. Beliau mencerminkan sosok seorang pewaris nabi atau warasatul anbiy,” ujarnya.

Buku dibedah dalam rangkaian acara silaturahim daerah wanita Lajnah Thoriqoh an-Nahdliyyah dan Taaruf dengan Syu’biyyah Jatman Jawa Tengah dan DIY dan haul Kedua Almaghfurlah KH Muhammad Masroni.

Di hadapan para peserta silaturahmi daerah, Habib Muhdor mengatakan kalau para jamaah benar mencintai dan ingin mengetahui sosok Habib Luthfi Bin Yahya hendaknya buku ini bisa menjadi bahan bacaan. Buku ini catatan tentang beliau yang didiktekan langsung dan juga disarikan dari petuah, nasihat, maupun cerita saat memberikan tausyiah.

“Buku ini hanyalah ungkapan cinta dan kekaguman saya kepada sang guru Maulana Habib Luthfi bin Yahya. Meskipun ungkapan cinta melalui sebuah tulisan seperti ini tidak akan cukup untuk mewakili semua rasa, terrangnya.

Selain penulis, buku ini juga dbedah Hasan Chabibi, akademisi Universitas Negeri Semarang, dan Budayawan Lesbumi NU Pusat, Ajengan Didin Ahmad Zaenuddin.

Ajengan Didin mengatakan bahwasanya Islam datang bukan menyebarkan agama sebagai institusi, akan tetapi melalui ajarannya. Agama Islam adalah agama rahmat bagi semesta, itulah inti dari ajaran agama Islam.

“Sedangkan Habib Luthfi mengajarkan hal itu, beliau ini menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agama Islam. Buku Cahaya dari Nusantara ini menjadi bagian penting tentang sosok beliau,” imbuh budayawan yang akrab dipanggil Diaz Nawaksara.