Scroll untuk baca artikel
Khazanah

Sejarah dan Perkembangan Psikologi Forensik

Redaksi
×

Sejarah dan Perkembangan Psikologi Forensik

Sebarkan artikel ini
Psikologi Forensik
Ilustrasi foto/Pexels.com

Saat ini, psikolog forensik tidak hanya tertarik untuk memahami mengapa perilaku tersebut terjadi, namun juga membantu meminimalkan dan mencegah tindakan tersebut.

Dalam buku Psikologi Forensik karya Jack Kitaeff disebutkan, kesaksian psikologis sering kali mengambil bentuk sindroma atau profil psikologis yang sering disebut dengan soft science (ilmu pengetahuan lunak). Sementara, ilmu-ilmu fisik disebut sebagai hard science.

Sering kali ada pertentangan antara psikologi dan hukum akibat perbedaan fundamental dalam bagaimana masing-masing bidang menarik kesimpulan dan melihat kebenaran.

Bidang ini telah mengalami pertumbuhan dramatis dalam beberapa tahun terakhir karena semakin banyak orang yang tertarik pada cabang psikologi terapan ini.

Film, program televisi, dan buku populer telah membantu mempopulerkan bidang ini, sering kali menggambarkan pahlawan brilian yang menyelesaikan kejahatan keji atau melacak pembunuh menggunakan psikologi.

Di Indonesia, UNAIR (Universitas Airlangga) merupakan kampus pertama yang menyediakan jurusan psikologi forensik. Salah satu fungsi terpenting dari mereka yang mempraktikkan psikologi forensik adalah kemampuan untuk bersaksi di persidangan sebagai saksi ahli.

Ketika mereka melakukannya, misi mereka adalah menerapkan pengetahuan mereka tentang fungsi pikiran manusia untuk menentukan penyelesaian setiap kasus, memberikan informasi khusus kepada hakim, pengadilan, dan pengacara dengan cara yang sederhana. [Anatasia Wahyudi/Yat]