Scroll untuk baca artikel
Blog

Sekar Langit – Puisi Reni Asih Widiyastuti

Redaksi
×

Sekar Langit – Puisi Reni Asih Widiyastuti

Sebarkan artikel ini

Sekar Langit

pekat malam dibekap sunyi
entah apa mantranya, aku masih setia mencumbui
lukiskan rasa enggan untuk pergi
dari dingin yang menyelimuti

sekilas terbayang wajah ayu menyapa riang
di bawah pohon kemuning, saat senja menjelang
lirih bibirmu berujar, memotong lamunan panjang
rerintik hujan kala itu seolah turut memandang

kini kisah serasa terantuk batu
begitu perih melebam biru
tapi ini memang candu
untuk tetap merindu siluet tentangmu

laksana bermekaran di antara pendar rembulan
kautaburkan sekar langit sebagai balasan rindu tak tertahankan
kuhirup lepas wanginya walau hanya sebuah bayangan
aku, mencintamu yang telah tiada dalam kenangan

Semarang, Juni 2022

Tiada Kata

bagai dijatuhi bunga-bunga
menari terbawa suasana
lengkung pelangi jadi latarnya
hadir ia, cinta

seiring mimpi yang mendera
pada lelap tidur kapan saja
walau sempat kutunggu lama
akhirnya kita dapat bersama

namun pisah begitu tega
menyusup di antara bahagia
kau pergi tanpa suara
pun bibir tiada kata

lantas, harus ke mana?
buang segala kecewa
yang tercatat dalam jiwa
nodai seluruh sudutnya

Semarang, Juni 2022

Mengagumi Anak Jalanan

jalanan kian membisu setelah hujan basahi dari terik hingga mentari tumbang
pun tubuh-tubuh ringkih tak beralas kaki, bibirnya begitu pandai berdendang
melagu tanpa ragu meski rereceh kerap kali enggan datang
di tengah keberadaan sang bayu malam, hinggapi kulitnya yang melegam usang

entah sejak kapan aku mengulum senyum berdecak kagum
menatap mereka di samping gereja, di antara gema lonceng berdentum-dentum
bersenda gurau sekadar melepas lelah sambil menenggak minum
ah, hati ini ingin sekali berbaur menyatu lewat peluk dan cium

gelap semakin pekat, menuntun mata tertumbuk pada salah seorang bocah
yang setia menenteng ukulelenya, terduduk ia dalam rasa gelisah
meski hidup teramat getir, sedikit pun tak kulihat ada goyah
pancaran matanya justru mendeskripsikan luapan semangat sebagai penggugah

adalah kisah anak-anak jalanan penuh mimpi tersembunyi
sekiranya ini tentang betapa benar kukagumi
bahkan mencintai segala kesederhanaan terpotret alami
merayu diri ‘tuk selalu peduli dengan negeri sendiri

Semarang, Juni 2022

Sepasang Hati

apa hendak dikata saat wajah serupa bidadari bermuram durja
padahal langit cerah memancari Bumi tanpa kendala
lantas, adakah sebuah perkara membenak dalam hati?
jika benar, izinkan kutiup ia, agar terbang dan hilang tak bersisa

mungkin biar aku jadi kawan dalam sepi berselimut dingin
sebab begitu ramah tutur ucapmu, membuat hadir rasa ingin
‘tuk berbaur sebagai sepasang hati berikatan batin
kiranya itu adalah harap yang setiap saat kupilin