BARISAN.CO – Dosen Teknik Sipil Universitas Jenderal Soedirman, Yanto Ph.D termasuk salah satu ahli yang hidrologi yang diperhitungkan. Ia sempat menjadi team leader riset kolaborasi Indonesia, AS, dan India sejak September 2018 hingga September 2021.
Dia juga aktif melakukan analisis spasial dan rentet waktu data hujan dan data hidrologi lainnya untuk kepentingan pengelolaan sumber daya air. Selain itu, Yanto juga banyak melakukan modeling dan pemrograman komputer. Kini, dia juga tertarik untuk analisis spasisal dan rentet waktu data ekonomi.
Lahir di pinggiran kota Blora, Yanto mengaku saat kecil selalu percaya diri soal pelajaran. Jaman dulu, umumnya, siswa diminta gurunya mengerjakan tugas di papan tulis dengan nomor absen acak, entah dari atas, bawah, atau tengah. Tentu, ada kekhawatiran bagi anak-anak jika tak bisa mengerjakan tugas itu, lalu dipanggil namanya.
Berhubung namanya berawalan huruf “Y”, dia pun sempat menjadi korban. Namun berbeda dari anak lainnya, ia mengaku selalu percaya diri dengan urusan pelajaran. Itu disebabkan karena sejak kelas 1 SD, dia sudah mendapat ranking 1.
Waktu kecil, usianya lebih muda dua tahun dari teman bermain di sekitar rumahnya. Sehingga, saat teman-temannya sekolah, dia sendirian.
Kala itu, ibunya berinisiatif menitipkan Yanto ke guru agar dibolehkan mengikuti pelajaran di kelas. Ajaibnya, saat ujian caturwulan pertama, dia mendapatkan ranking pertama di kelas. Sebab itulah, guru di sekolah itu meminta melanjutkannya. Di usianya yang menginjak 5 tahun 3 bulan, Yanto sudah menjadi siswa kelas 1 SD. Artinya, dia bukan hanya siswa terpandai di kelas, tetapi juga termuda.
Namun, Yanto menyampaikan saat duduk di bangku SMA, justru dia tak pernah mendapatkan ranking satu karena saingannya lebih pintar darinya.
Di Balik Nama Tunggal Yanto
Memiliki nama tunggal, Yanto mengakui bahwa dia sempat mengalami kesulitan saat mendaftarkan diri ke Universtas Michigan, AS. Hal itu dikarenakan sistem di luar negeri memerlukan informasi nama depan dan nama belakang. Sehingga ia menggunakan First Name Unknown untuk proses administrasi di sana.
“Masalah secara serius sih ga pernah nemuin. Biasanya hanya orang selalu curiga di awal melihat nama depan, namun dengan sedikit penjelasan, biasanya mereka paham,” kata Yanto.
Ia menuturkan nama tunggal itu karena lahir dari kurang mampu. Konon, di desanya itu jauh dari pergaulan priyanyi. Kedua orang tuanya pun bukan lulusan sekolah tinggi sehingga soal nama untuk anak-anaknya tidak memiliki referensi yang bagus.
“Lagi pula di lingkungan sekitar memang anak-anak seusiaku hanya punya 1 nama,’ lanjut Yanto.
Anak pertama dari dua bersaudara ia menyebutkan bahwa adik perempuannya pun memiliki nama yang singkat dan tunggal seperti dirinya. [rif]