Scroll untuk baca artikel
Blog

Sekolah Konvensional vs Sekolah Digital dan Masa Depan Pendidikan

Redaksi
×

Sekolah Konvensional vs Sekolah Digital dan Masa Depan Pendidikan

Sebarkan artikel ini

Dalam banyak hal sekolah konvensional sudah tak relevan dan tak up to date. Pada posisi ini, sekolah konvensional sedang berada dalam situasi yang tak aman secara serius.

TULISAN ini saya mulai dari sekelumit pengalaman belajar anak saya. Ceritanya, ia mengambil Kuliah Hubungan Internasional disebuah universitas. Di akhir masa kuliah, anak saya mengambil studi independen desain grafis Program Kampus Merdeka Kemendikbud. Setelah lolos seleksi, sekitar 6 bulan ia belajar desain dan mendapatkan 4 sertifikat internasional.

Masih terkait desain, saat ini anak saya melanjutkan magang di sebuah perusahaan softwere di Jakarta yang berpusat di Singapura. Proses magang di perusahaan internasional itu tak mudah karena harus melalui seleksi yang cukup ketat. Anak saya akhirnya lolos meski backgroundnya tak berhubungan sama sekali dengan dunia yang sedang digeluti.

Saya sendiri kurang begitu paham bagaimana anak saya bisa menguasai dan terlibat begitu jauh urusan desain. Sepanjang yang saya tahu, anak saya tak pernah ikut kursus. Informasi yang saya dapatkan, dia suka desain sejak SMA dan banyak belajar dari internet, tak lebih.

Cerita tentang pengalaman anak saya sebenarnya kurang begitu penting. Kisah anak saya bisa digantikan oleh siapapun dan dengan latar belakang apapun. Pesan penting dari cerita itu adalah mereka yang punya minat belajar pada suatu bidang, mereka punya kesempatan besar untuk menguasainya.

Internet menyediakan banyak fasilitas bagi siapa saja yang mau yang mau belajar. Bahkan tak sedikit fasilitas belajar itu tersedia dengan cuma cuma alias gratis.

Desain hanya salah satu bidang saja yang bisa difasilitasi internet. Semua bidang nyaris tersedia relatif terbuka dan dapat diakses dengan mudah mulai dari bahan artikel, jurnal, ebook hingga contoh contoh praktis. Pun wahana kuliah seperti paparan langsung narasumber berikut bahan presentasinya juga tersedia dengan mudah, canggih dan interaktif. Bahkan tidak hanya untuk orang dewasa, fasilitas belajar juga tersedia untuk anak anak.

Jika mencermati paparan di atas. Pertanyaan penting yang patut diajukan adalah bagaimana posisi dunia pendidikan saat ini dihadapan ketersediaan wahana belajar yang melimpah, kreatif, menarik dan mudah diakses? Apa keunggulan sekolah formal dibanding dengan pembelajaran yang disediakan teknologi digital tersebut?

Meski berat untuk dikatakan, dalam pandangan saya ‘sekolah digital’ terasa jauh lebih unggul dibanding sekolah konvensional. Sekolah digital selain lebih menarik dan bisa dipelajari kapan saja dan di mana saja, penggunanya lebih punya kebebasan memilih pengetahuan apa yang tepat untuk dirinya tanpa menghabiskan waktu mempelajari sesuatu yang tak diperlukan.

Memperhatikan cara cara yang diselenggarakan mulai dari konten yang diberikan, metode penyajian dan suasana yang melingkupi pembelajaran, sekolah konvensional terasa jauh tertinggal dan tampak kadaluarsa. Dalam banyak hal sekolah konvensional sudah tak relevan dan tak up to date.

Pada posisi ini, sekolah konvensional sedang berada dalam situasi yang tak aman secara serius. Lambannya dunia pendidikan formal menyesuaikan diri sementara perubahan eksternal berlangsung demikian cepat berpotensi pendidikan formal lambat atau cepat akan ditinggalkan.

Atau kemungkinan besar akan muncul jenis pendidikan baru yang berbeda sama sekali dari sebelumnya. Tanda tanda itu makin tampak dan bisa dirasakan melalui berbagai sajian internet.

Inilah era disrupsi, era inovasi yang bisa mengancam segala bentuk tatanan yang dipandang kuat dan mapan sekalipun. Tanpa kecuali, dunia pendidikan saat ini sedang menanti daya tahannya menghadapi gempuran perubahan. Akankah keberadaanya mampu bertahan atau akan menjadi cerita indah masa lalu?