Jika melihat garis nasab di atas diketahui bahwa Joko Tingkir adalah keturunan ke-23 dari Nabi Muhammad Saw. Joko Tingkir merupakan sosok raja yang memiliki kharisma dalam memimpin selain itu sosok ulama yang disegani.
Tembang Sigra Milir
Pada suatu kesempatan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur memberikan ceramah di pondok pesantren di Gresik Jawa Timur. Ceramah Gus Dur tersebut ada di Youtube diungguh pada tanggal 5 Juli 2017 oleh channel Abdullah Nuryahman Mustaghfirin.
Saat memberikan ceramah atau tausyiah Gus Dur bertanya kepada masyarakat tentang tembang Sigra Milir. Gus Dur melantunkan tembang Sigra Milir tersebut dan juga menjelaskan makna yang terkandung dalam tembang Jawa tersebut.
Adapun teks Sigra Milir yakni:
Sigra milir sang gèthèk sinangga bajul
Kawan dasa kang njagèni
Ing ngarsa miwah ing pungkur
Tanapi ing kanan kéring
Sang gèthèk lampahe alon
Arti teks Sigra Milir:
Mengalirlah segera sang rakit didorong buaya
Empat puluh penjaganya
Di depan juga di belakang
Tak lupa di kanan kiri
Sang rakit pun berjalan pelan
Sigra Milir di atas memiliki beragam tafsir. Diceritakan bahwa Joko Tingkir melakukan perjalanan, dalam perjalanan ia sampai di Bengawan Solo.
Di Bengawan Solo tersebut, Joko Tingkir mulai mengarungi menggunakan rakit. Dalam perjalanan tersebut Joko Tingkir didampingi 40 ekor buaya dari hulu menuju hilir Bengawan Solo untuk menuju Demak sebagai pusat pemerintahan saat itu.
Legenda, makan teks Sigra Milir “Kawan dasa kang njagèni” yang artinya 40 penjaganya memiliki ragam tafsir seperti di atas penjaganya adalah 40 ekor buaya. Ada pula yang menjelaskan bahwa yang di maksud 40 buaya penjaga yakni 40 penguasa.
Begitu juga maksud 40 buaya penjaga yakni prajurit dan penjelasan lain yakni 40 perampok sungai yang disimbolkan dengan buaya.
Adapun penjelasan sosok Joko Tingkir oleh Gus Dur dalam Tembang Sigra Milir dapat di tonton melalui TikTok Barisan.co, dibawah ini. Selamat menonton: