Scroll untuk baca artikel
Lingkungan

Sungai Ciliwung Tercemar Mikroplastik, Ikan Lokal Semakin Terancam

Redaksi
×

Sungai Ciliwung Tercemar Mikroplastik, Ikan Lokal Semakin Terancam

Sebarkan artikel ini

“Kami mendorong Pemprov Jawa Barat dan DKI Jakarta untuk memulihkan kualitas air Ciliwung dengan mengendalikan sumber-sumber pencemaran industri skala rumah tangga, pengendalian sampah plastik dengan membangun TPS 3R di tiap desa yang dilalui Ciliwung dan pengendalian limbah domestik,” tegas Amiruddin.

Melihat begitu buruknya dampak yang diakibatkan oleh mikroplastik ini, mereka juga medesak agar lebih banyak adanya pelibatan masyarakat dan komunitas untuk ikut berpartisipasi menjaga kelestarian Ciliwung. Sebab, pemulihan kualitas air disebut-sebut akan membawa dampak peningkatan mutu ekologis Ciliwung yang pada gilirannya akan menjadikan Ciliwung habitat yang sehat untuk perkembangbiakan ikan.

Paparan mikroplastik ada dimana-mana, bisa melalui inhalasi partikel udara dan konsumsi dalam debu, air, dan makanan. DIperkirakan, manusia menelan puluhan ribu hingga jutaan partikel mikroplastiik setiap tahunnya atau beberapa miligram setiap harinya.

Menanggapi hal tersebut, Koordinator Ciliwung Institute, Sudirman Asun mengaku kecewa.

“Stop kebiasaan Indonesia bangun TPA di pinggir sungai,” ujar Asun.

Tanggapan itu, tak lain karena tempat pembuangan sampah di pinggir sungai terbesar di Indonesia, TPA Ciperucang pada tahun 2020 lonsor yang mengakibatkan lebih dari 100 ton sampah tumpah ke sungai dan menutupi hampir seluruh badan air sungai Cisadane. Padahal, aliran ke hilir sungai itu meruapkan sumber air baku PDAM Serpong dan PDAM Tirta Benteng kota Tangerang memenuhi kebutuhan air bersih warga.

Asun melanjutkan, hanya ada sedikit jenis ikan lokal yang tersisa di sungai Ciliwung saat ini.

“Tor soro, hampala, gengehed, keting, baung, khekel, sili, lunjar, benteur, arerot, lalawak, julung-julung, dan jeler/uceng,” ungkap Asun. [rif]