Gembalakanlah nafsumu dengan baik di dalam lapangan amal, karena jika ia tidak terkendali, maka engkau tidak akan bisa lagi menggembalakannya.
كَمْ حَسّنَتْ لَذّةً لِلْمَـــــــرْءِ قَاتِلَةً مِنْ حَيْثُ لَمْ يَدْرِ أَنّ السَّمَّ فِي الدَّسَمِ
Kerap ia goda manusia dengan kelezatan yang mematikan. Tanpa ia sadar akan racun yang terdapat dalam lezatnya makanan.
وَاخْشَ الدَّسَائِسَ مِنْ جُوعٍ وَّمِنْ شَبَعِ فَرُبّ مَخْمَصَةٍ شَرُّ مِنَ التُّخَمِ
Takutlah akan malapetaka yang tersembunyi karena lapar dan kenyang. Terkadang kelaparan lebih berbahaya dari pada kekenyangan.
وَاسْتَفْرِغِ الدَّمْعَ مِنْ عَيْنٍ قَدِ امْتَلَأَتْ مِنَ الْمَحَارِمِ وَالْزَمْ حِمْيَةَ النَّدَمِ
Deraikanlah airmata, dari pelupuk mata yang penuh noda dosa. Peliharalah rasa sesal dan kecewa karena dosa.
وَخَالِفِ النّفْسَ وَالشّيْطَانَ وَاعْصِهِمَا وَإِنْ هُمَا مَحّضَاكَ النُّصْحَ فَاتَّهِمِ
Lawanlah hawa nafsu dan setan durhaka, dan awasilah keduanya. Jika mereka tulus menasehati, maka engkau harus mencurigainya.
وَلاَ تُطِعْ مِنْهُمَا خَصْمًا وَلاَحَكَمًا فَأَنْتَ تَعْرِفُ كَيْدَ الخَصْمِ وَالْحَكَمِ
Janganlah engkau taat kepada nafsu dan setan, baik selaku musuh atau selaku hakim. Sebab engkau sudah tahu dengan nyata, bagaimana tipu dayanya seorang musuh maupun seorang hakim.
أَسْتَغْفِرُ الَّلهَ مِنْ قَوْلٍ بِلاَعَمَــلٍ لَقَدْ نَسَبْتُ بِهِ نَسْلً لِذِي عُقُمِ
Aku mohon ampunan kepada Allah atas perkara tanpa perbuatan, aku telah nisbahkan dengannya keturunan bagi yang mandul.
أَمَرْتُكَ الْخَيْرَ لٰكِنْ مَا أْتَمَرْتُ بِهِ وَمَا اسْتَقَمْتُ فَمَا قَوْلِى لَكَ اسْتَقِمِ
Engkau ku perintah lakukan amal kebaikan, namun aku sendiri enggan mengerjakannya. Maka tiada guna ucapanku agar kau berlaku benar.
وَلَاتَزَوَّدْتُ قَبْلَ الْمَوْتِ نَافِلَةً وَلَمْ أُصَلِّ سِوَى فَرْضٍ وَلَمْ أَصُمِ
Dan diriku tiada menambah bekal amal ibadah kesunahan, sebelum kematian datang. Dan tidak pula aku shalat dan puasa, kecuali hanya ibadah yang wajib saja.
Demikianlah syair qasidah burdah teks arab dan artinya semoga bermanfaat. Semoga termasuk hamba yang senantiasa merindukan cinta-Nya dan nafsu ini masuk ke dalam golongan nafsu mutmainah yakni jiwa yang tenang.