Sedangkan dalam jangka panjang, pengecualian karir awal ini menjadi endemik dan struktural. Pendapatan dan status pekerjaan lebih rendah meningkatkan kemungkinan perilaku gaya hidup yang buruk dan penyakit termasuk diabetes dan penyakit jantung. Faktor sosial-ekonomi lebih luas ikut berperan mengurangi tidak hanya prospek kesehatan dan produktivitas generasi mdua ini, tetapi juga ke anak-anak mereka nantinya.
Ditambah, laporan Generation Unlimited, PwC, dan UNICEF tahun lalu menemukan, kaum muda tidak dapat mengidentifikasi atau memperoleh keterampilan yang dibutuhkan oleh pasar kerja saat ini. Sehingga, berkontribusi pada kesenjangan keterampilan global dan meningkatkan jumlah pengangguran kaum muda.
Laporan itu mencatat, adanya ketersambungan antara persyaratan dan sistem pendidikan serta pelatihan. Misalnya, anak muda yang tidak dapat mengakses internet tidak bisa memperoleh peluang pelatihan online.
“Melihat dunia sekarang, kita melihat besarnya ketidaksesuaian antara keterampilan yang dimiliki kaum muda dan keterampilan yang diinginkan pengusaha. Tanpa kesempatan untuk membangun keterampilan yang tepat, jutaan pemuda akan berjuang mencari pekerjaan dan berisiko tertinggal,” kata Bob Moritz, ketua PwC Global.
Dia menegaskan, hal itu tidak boleh terjadi dan dibiarkan.
“Itulah mengapa sangat penting bagi pemerintah, bisnis, pendidik, dan pemimpin masyarakat sipil untuk bersama-sama lebih cepat dari sebelumnya mengatasi kesenjangan ini. Dengan demikian, kita dapat menciptakan hasil yang berkelanjutan bagi kaum muda serta ekonomi dan masyarakat yang lebih inklusif,” lanjut Bob.
Laporan itu memberikan empat kebijakan yang dapat diambil para pemimpin bisnis dan pemerintah dalam mengatasi kesenjangan keterampilan dan pengangguran kaum muda, yaitu:
- Buat sistem pemetaan keterampilan untuk menentukan keterampilan, kategori, dan cara mengukur kompetensi. Sisten harus dapat diskalakan dan dapat disesuaikan dengan aplikasi lokal dan nasional. Pelacak keterampilan menjadi kunci dalam mengidentifikasi kesenjangan dan membuat kasus menjadi peluang pendidikan dan pelatihan.
- Gunakan pelatihan perusahaan untuk mendukung mesin pembanguann keterampialan nasional. Dengan memasangkan elemen dari program pelatihan perusahaan pada kerangka kebijakan nasional yang dipimpin pemerintah, maka pemangku kepentingan dapat membantu membangun program pengembangan keterampilan nasional yang berkualitas tinggi, terukur, dan hemat biaya.
- Bangun kepercayaan melalui verifikasi keterampilan digital nasional. Pemuda harus dapat mendaftar dan menyimpan kredensial pengembangan keterampilan yang mudah dan aman. Pemangku kepentingan dapat membantu dengan mengembangkan repositori blockchain pusat untuk melacak akuisisi.
- Mengembangkan forum keterampilan regional dan nasional untuk meningkatkan berbagai informasi di antara pemangku kepentingan utama termasuk pengusaha, pendidik, pemerintah, asosiasi, dan pemuda.
Laporan itu menyimpulkan, mengatasi kesenjangan keterampilan membutuhkan kerja sama seluruh elemen masyarakat. Kemitraan antara pemerintah, bisnis, multilateral, dan kaum muda akan menjadi inti keberhasilan. [rif]