Namun, jika target pertumbuhan aset dapat memacu pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh, tentu akan membuka ruang lebih luas untuk ekspansi kredit terutama bila dibarengi dengan capital inflow yang konsisten dan progresif.
Efisiensi dan intermediasi jadi kunci. Selain persoalan likuiditas, efisiensi menjadi faktor penting yang perlu diperkuat. Perbankan harus lebih aktif mendukung sektor riil, mendorong efisiensi operasional, serta menekan biaya dana (cost of fund) melalui strategi pendalaman pasar dan diversifikasi produk.
Di sinilah peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) sangat vital. OJK perlu fokus pada penguatan intermediasi keuangan, peningkatan daya saing kelembagaan, serta memperluas inklusi melalui inovasi keuangan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat dan dunia usaha.
Industri perbankan untuk mencapai target aset perbankan sebesar 77,2% dari PDB pada 2029 memang tantangan besar.
Namun, dengan sinergi yang kuat antara regulator dan pelaku industri, penguatan strategi likuiditas, efisiensi, serta intermediasi keuangan, bukan tidak mungkin target tersebut bisa diraih. Kuncinya: transformasi menyeluruh dan komitmen tinggi dari semua pihak. [Luk]