Scroll untuk baca artikel
Risalah

Tidur Orang Puasa Berpahala, Makna dan Penjelasannya

Redaksi
×

Tidur Orang Puasa Berpahala, Makna dan Penjelasannya

Sebarkan artikel ini

   وهذا في صائم لم يخرق صومه بنحو غيبة، فالنوم وإن كان عين الغفلة يصير عبادة، لأنه يستعين به على العبادة.  

Hadits ‘tidurnya orang berpuasa adalah ibadah’ ini berlaku bagi orang berpuasa yang tidak merusak puasanya, misal dengan perbuatan ghibah. Tidur meskipun merupakan inti kelupaan, namun akan menjadi ibadah sebab dapat membantu melaksanakan ibadah.”

KH Ahmad Bahauddin Nur Salim atau Gus Baha dalam tausyiahnya menyampaikan tidurnya umat Rasulullah itu luar biasa terutama tidurnya orang puasa.

Menurut Gus Baha karena dengan tidur kita tahu tanda kematian. Kita masih di dunia saja punya kondisi dimana kita tidak bisa menentukan diri kita sendiri.

“dan itu awal dari kita mengimani; la haulaa walaa quwata illa billah.”

Gus Baha mengatakan, kita kuat perkasa, ternyata ada kondisi dimana kita tidak bisa mengendalikan diri sendiri. Makanya disebut wa min ayatihi manaamukum bil laili wannahar (QS. Arrum: 23). Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari.

Waktu paling krusial itu tidur, gawat darurat suatu saat Anda bisa mati. Belum urgensi tidur untuk melawan maksiat . Begitu juga tidur adalah waktu yang sakral, Nabi menerima wahyu salah satunya lewat mimpi.

“Maka mimpi  perlu dikelola secara baik. Kalau mau tidur wudhu dulu, membaca tasbih, dan terus tinggalkan semua dunia dan anggap saja ini pemanasan kematian,” terangnya.