Scroll untuk baca artikel
Berita

Tiga Alasan Anies Enggan di Pilkada Jabar: Bukan Calon Drop-Dropan

Redaksi
×

Tiga Alasan Anies Enggan di Pilkada Jabar: Bukan Calon Drop-Dropan

Sebarkan artikel ini
relawan anies pilkada jabar
Ratusan relawan hadir di kediaman Anies Baswedan

Anies Baswedan mengungkap tiga alasan yang membuatnya enggan maju Pilkada Jawa Barat (Jabar) 2024.

BARISAN.CO – Anies Baswedan dengan penuh antusias menerima kehadiran ratusan relawan pendukungnya pada Minggu (01/08/2024) malam di pendopo kediamannya di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Acara silaturahmi tersebut menjadi momen yang penuh makna, bukan hanya bagi relawan. Tetapi juga bagi Anies sendiri yang akhirnya mengungkapkan alasan di balik keputusannya untuk tidak maju dalam Pilkada Jawa Barat (Jabar) 2024.

Dalam pertemuan yang berlangsung akrab itu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini dengan tegas menyatakan bahwa dirinya enggan menjadi calon dalam Pilkada Jabar.

Keputusan ini bukan tanpa alasan. Di hadapan para relawan yang setia mendukungnya, Anies memaparkan tiga alasan utama yang membuatnya memilih untuk tetap berada di posisinya saat ini.

Bukan Calon Drop-Dropan

Alasan pertama yang diungkapkan Anies adalah keengganannya untuk menjadi calon “drop-dropan.”

Anies menjelaskan bahwa tawaran untuk maju di Pilkada Jabar datang setelah ia batal maju sebagai calon gubernur di Pilkada Jakarta 2024.

Baginya, langkah ini terasa seperti alternatif yang dipaksakan, bukan didasarkan pada aspirasi murni dari warga Jawa Barat.

“Saya enggak mau jadi calon drop-dropan. Bukan aspirasi rakyat Jawa Barat, tidak ada DPW yang mengusulkan, tidak ada rakyat Jawa Barat yang meminta,” ujar Anies dengan tegas.

Sebaliknya, Anies merasa bahwa warga Jakarta masih sangat menginginkan dirinya untuk kembali memimpin ibu kota.

“Kalau di Jakarta, rakyat Jakarta yang meminta. Kemudian di DPD, DPW ada empat partai yang mengusulkan,” lanjutnya.

Alasan kedua yang disampaikan Anies adalah ketiadaan panggilan dari warga Jawa Barat untuk memperbaiki daerahnya.

Anies mengakui bahwa dirinya tidak merasakan adanya dorongan kuat dari masyarakat Jabar untuk menghadirkan perubahan, seperti yang dirasakannya di Jakarta.

“Yang kedua, saya melihat panggilan rakyat Jakarta keinginan untuk mengembalikan kondisi yang sudah ada. Kalau di Jawa Barat saya tidak merasakan itu,” jelas Anies.

Dalam pernyataannya, Anies juga menekankan perbedaan kondisi antara Jakarta dan Jawa Barat, yang menurutnya memerlukan pendekatan dan kepemimpinan yang berbeda.

Alasan terakhir yang menjadi pertimbangan Anies adalah prinsip hidupnya untuk tidak sekadar mencari pekerjaan atau posisi baru.

Anies menegaskan bahwa dirinya bukanlah seorang pencari kerja yang hanya ingin mengisi posisi kosong setelah gagal di Jakarta.

“Hal lain, ini bukan kegiatan cari kerja. Kalau enggak dapat kerjaan A ganti kerjaan B, yang penting saya dapat pekerjaan,” ucapnya dengan penuh keyakinan.