Kabar baik datang dari dunia kerja Indonesia jumlah penganggur menurun, upah buruh naik, menandakan denyut ekonomi mulai berdegup lebih kuat.
BARISAN.CO – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2025 yang menunjukkan kondisi ketenagakerjaan Indonesia mengalami perbaikan, Rabu (5/11/2025)
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) turun menjadi 4,85 persen, menandakan pasar tenaga kerja nasional semakin pulih pascapandemi dan fluktuasi ekonomi global.
Dibandingkan Agustus 2024, TPT turun 0,06 persen poin, dari 4,91 persen menjadi 4,85 persen. Artinya, dari setiap 100 orang angkatan kerja, terdapat sekitar lima orang yang masih menganggur.
Penurunan ini menggambarkan mulai meningkatnya serapan tenaga kerja di berbagai sektor, terutama di bidang pertanian, kehutanan, dan perikanan yang menyerap tambahan 0,49 juta pekerja baru selama setahun terakhir
Sementara itu, jumlah angkatan kerja Indonesia pada Agustus 2025 tercatat mencapai 154,00 juta orang, meningkat 1,89 juta orang dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dari jumlah tersebut, penduduk bekerja mencapai 146,54 juta orang, atau bertambah 1,90 juta orang dibanding Agustus 2024.
Meski jumlah angkatan kerja naik, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) justru sedikit menurun, dari 70,63 persen menjadi 70,59 persen.
Penurunan sebesar 0,04 persen poin ini menunjukkan bahwa sebagian kecil penduduk usia kerja belum sepenuhnya terserap dalam kegiatan ekonomi.
Berdasarkan jenis kelamin, TPAK laki-laki mencapai 84,40 persen, jauh lebih tinggi dibanding perempuan yang sebesar 56,63 persen.
Namun menariknya, partisipasi kerja perempuan justru mengalami kenaikan 0,21 persen poin dibanding tahun lalu, sementara laki-laki menurun 0,26 persen poin.
Pengangguran Muda Masih Tinggi
Dari total angkatan kerja, jumlah penganggur di Indonesia pada Agustus 2025 sebanyak 7,46 juta orang, turun tipis sekitar 4.000 orang dari tahun sebelumnya.
Meski angka ini mencerminkan penurunan, tantangan terbesar tetap datang dari kelompok usia muda (15–24 tahun) dengan TPT mencapai 16,89 persen, jauh di atas rata-rata nasional
Sementara itu, TPT kelompok usia 25–59 tahun tercatat 2,93 persen, dan kelompok usia 60 tahun ke atas 1,71 persen.
Berdasarkan wilayah, TPT di perkotaan tercatat sebesar 5,75 persen, lebih tinggi dibandingkan perdesaan yang hanya 3,47 persen. Kedua wilayah sama-sama mengalami penurunan dibanding tahun lalu.
Dari sisi pendidikan, lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih menempati posisi tertinggi dalam tingkat pengangguran, yakni 8,63 persen, disusul SMA sebesar 6,88 persen.
Adapun pengangguran terendah berasal dari tamatan SD ke bawah, yaitu 2,30 persen. Data ini menunjukkan tantangan ketidaksesuaian antara keterampilan lulusan dan kebutuhan industri.









