Scroll untuk baca artikel
Blog

Tingwe Sebagai Laku Tarekat

Redaksi
×

Tingwe Sebagai Laku Tarekat

Sebarkan artikel ini

Saat ini ada alternatif bagi perokok, seperti tingwe atau ngelinting dewe atau meracik sendiri rokok dengan berbagai macam pilihan tembakau sebagai gaya hidup.

BARISAN.CO – Alhamdulillah, ada empat macam tembakau; tembakau Temanggung, Boyolali, Si Madu Legit, dan Gayo Aceh. Tembakau Gayo Aceh dijual oleh Mas Syamsul Ma’arif, jika ingin beli silahkan hubungi beliau ke nomor Telp/WA: 082329725656.

Ada yang menarik dari tembakau gayo aceh, dikasih label “Hikam.”

Hikam merupakan kitab fenomenal karya Syekh Ibnu Atha’illah As-Sakandari murid dari Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili pendiri tarekat sadziliyah.

Perlu diketahui bahwa tingwe juga sebagai laku tarekat. Bukan sekadar melinting lalu merokoknya. Tingwe sebagai laku tarekat menuju makrifatullah yakni upaya untuk mengenal Allah atas segala nikmat yang diberikan.

Tentu saja harus melalui jalan syariat terlebih dahulu. Syariatnya diwajibkan bagi umat yang suka tingwe atau ngelinting dewe.
Jadi jangan pernah ada anggapan tingwe sebagai gaya hidup atau komoditas perlawanan terhadap produk-produk rokok yang beredar. Namun tingwe adalah laku tarekat, titik.

Sebagai laku tarekat, ketika ngeliting dewe mengambil kertas dengan melakukan puji-pujian kepada Allah disertai ucapan basmallah. Lalu memasukan tembakau, hatinya membacakan salawat Nabi.

Pada saat melinting, hatinya melantunkan kalimat zikir dan selawat. Terkadang diiringi dengan musik rebana, rock maupun musik dangdut namun hati dan pikirannya tetap fokus atas keagungan-Nya.

Selain lantunan musik, bahkan sambil gocekan, bercanda dan juga terkadang dengan misuh-misuh, tentu pisuhan yang sesuai dengan ilmu tajwid.

Gerakan tangan saat melinting menjadi irama memahami kehidupan, saat menekan tembakau penuh dengan laku kelembutan yakni memahami sifat jalaliyah Allah.

Setelah selesai melinting, mulut dan hatinya mengucapkan hamdallah. Kemudian menikmatinya dengan penuh rasa syukur.

Inilah tingwe laku tarekat, untuk senantiasa bermuhasabah atau melakukan kontemplasi melalui kertas dan tembakau terkadang juga ditambah dengan cengkeh maupun pelengkap lainnya.

Itulah ajaran Mbak SUFIatun.

Tembakau gayo hijau aceh
Tembakau gayo hijau aceh

Dan Mbak SUFIatun berpesan, janganlah tertipu dengan bentuk, rasa, maupun harga tembakau. Sebagaimana jangan tertipu dan bangga dengan kedudukan, pangkat, amal perbuatan dan ilmu yang dimiliki.

“Sebab Allah mampu mengubah seseorang kapan saja yang Ia kehendaki. Bisa jadi saat ini menjadi orang baik, namun Allah mampu berkehendak menjadikan orang tersebut orang yang buruk saat di akhir waktunya. Begitu juga sebaliknya,” sambungnya.
Mbak SUFIatun melanjutkan, maka bacalah doa di bawah ini sebagaimana Rasulullah senantiasa terus berdoa agar diteguhkan hatinya dalam ketaatan.

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi ‘alaa diinik.”
(Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).

Sik ya…tak latihan ngelinting. Setelah seharian latihan ngelinting sama Kang Slamet Unggul dan Mas Madezzu Lee