Scroll untuk baca artikel
Edukasi

Tips Mengelola ‘Angpao’ Lebaran, Literasi Keuangan Anak

Redaksi
×

Tips Mengelola ‘Angpao’ Lebaran, Literasi Keuangan Anak

Sebarkan artikel ini

Momen lebaran bisa dijadikan momen edukasi untuk anak seperti tips mengelola angpao lebaran. Literasi keuangan adalah shal penting yang perlu mulai ditanamkan kesadarannya sejak anak

BARISAN.CO – Hari raya lebaran adalah hari kebahagiaan bagi seluruh umat Islam di manapun berada, hari suka cita, hari kemenangan. Setiap orang merayakan hari lebaran dengan bersilaturahmi kepada sanak kerabat dan tetangga. Saling mengunjungi dan saling berbagi.

Budaya lebaran di sebagian masyarakat Indonesia selalu dinanti oleh anak-anak, karena satu tradisi yang hingga kini masih dijaga adalah  mendapat “THR” lebaran dari keluarga tercinta.

Anak-anak biasanya  akan senang berkunjung ke rumah sanak kerabat dan tetangga karena mereka akan mendapatkan uang  sebagai hadiah lebaran.

Oleh karenanya menjelang hari raya, Bank Indonesia memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk menukar uang receh, mulai dari pecahan yang kecil hingga pecahan terbaru yang masih tersegel untuk dibagikan di hari raya.

Tahukah Anda bahwa momen lebaran ini bisa kita  jadikan momen edukasi untuk anak-anak dalam belajar tentang literasi keuangan.

Ya, literasi keuangan adalah salah satu hal penting yang perlu mulai ditanamkan kesadarannya sejak kanak-kanak. Dan pasca lebaran anak-anak kita umumnya memiliki uang  “THR” lebaran dari  keluarga atau tetangga.

4 Tips mengelola angpao lebaran

Berikut beberapa tips mengajarkan anak mengelola uang pasca lebaran

1.     Usia pra sekolah (4-5 tahun)

Di usia ini mereka biasanya senang karena merasa memilki uang banyak. Jumlah lembaran uang dengan berbagai warna dan nominal membuat dirinya merasa memiliki sesuatu yang istimewa.

Meski pada hakikatnya mereka belum terlalu memahami nilai nominal uang, namun penting bagi orangtua untuk memberikan dasar-dasar pengetahuan tentang nilai uang, fungsi uang dan sedikit  informasi tentang ‘keinginan dan kebutuhan’.

Beritahukan kepada anak-anak di usia ini tentang apa fungsi uang, mengapa kita perlu menukar uang yang ada di tangan kita dengan barang, makanan atau hal lain yang ingin kita miliki.

Bagi anak-anak usia tersebut, konsep jual beli masih sangat abstrak, karena mereka selama ini hanya tau, jika ingin sesuatu,  Ayah atau Ibu atau keluarganya yang lain membantu mendapatkannya tanpa tau dengan cara apa sesuatu itu didapatkan.

Dan hal penting lainnya adalah pemahaman sederhana bagi anak bahwa tidak semua barang harus kita beli, kecuali kita membutuhkannya.

2.     Usia 6 – 8 tahun

Pada usia ini anak-anak umumnya sudah memahami nilai uang. Hanya saja sebagian anak belum mengerti pentingnya mengelola uang dan membatasi pemenuhan keinginan, lalu  menyisihkan uangnya untuk menabung, atau berpikir jangka panjang dari uang yang dimilikinya.

Momen lebaran adalah kesempatan baik, orangtua mengarahkan anak untuk berpikir tentang menyisihkan uang hadiah lebaran untuk hal-hal yang penting yang ia butuhkan atau kebutuhannya di waktu-waktu mendatang setelah lebaran.

Misal menyisihkan uangnya untuk membeli tas sekolah, sepatu dan kebutuhan belajar saat ia memasuki tahun ajaran baru.

Bagus juga mengajaknya menabung di bank, sebagai bagian dari literasi keuangan lanjut dan pengertian tentang melakukan investasi sederhana dari keuangan miliknya.

3.     Usia 9 hingga 13 tahun

Pada usia ini, pastikan anak-anak kita sudah memiliki pemahaman mengenai literasi keuangan yang baik. Mereka perlu menguasai kemampuan membandingkan harga, rasionalisasi harga dan kualitas barang.  Itu bisa dilakukan dengan mengajak mereka menjadi “penentu” dalam belanja keperluan rumah di pasar swalayan.

Di fase ini, amat penting untuk terus mengarahkan anak benar-benar memahami kebutuhan dirinya dan keuangan dirinya. Anak-anak usia ini perlu memilah dan memilih, tidak sekedar ikut-ikutan membeli sesuatu berdasarkan tren teman sebayanya. Atau terpengaruh dengan iklan belanja online.