Bahaya mengintai warga Pesona Depok II! Tangki air raksasa milik PDAM Depok diduga cacat teknis dan bisa roboh kapan saja.
BARISAN.CO – Warga RW 026 Perumahan Pesona Depok II Estate, Kelurahan Mekarjaya, menolak pembangunan tangki air berkapasitas 10 juta liter milik PDAM Depok yang berada di tengah permukiman padat. Penolakan ini telah berlangsung sejak 2020 dan terus berlanjut hingga kini karena warga merasa proyek tersebut membahayakan keselamatan mereka.
Penolakan warga ini semakin kuat dengan adanya sidak yang dilakukan oleh Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok pada Selasa pagi, serta kunjungan Gubernur Jawa Barat yang baru, Dedi Mulyadi, pada siang hari.
Warga terdampak meminta agar proyek ini segera direlokasi karena dinilai memiliki banyak cacat teknis dan indikasi penyimpangan anggaran.
Cacat Teknis dan Ancaman Keselamatan
Menurut hasil analisis Lembaga Teknologi Universitas Indonesia (Lemtek UI), pembangunan tangki air tersebut memiliki banyak cacat teknis serius, baik dalam desain, jenis tanah, maupun konstruksi. Akibatnya, beberapa rumah warga mengalami longsor dan banjir lumpur sejak proyek ini mulai dibangun pada 2022.
“Hasil analisis menunjukkan bahwa struktur tangki mengalami kemiringan yang semakin parah ke arah pemukiman warga. Ini sangat membahayakan keselamatan karena jika tangki diisi penuh, tekanannya bisa menyebabkan retakan lebih besar dan berisiko roboh,” ungkap Didik J. Rachbini, perwakilan warga yang juga akademisi, Selasa (11/03/2025)
Lebih lanjut, hasil analisis juga mengungkapkan bahwa tanah tempat berdirinya tangki memiliki karakteristik yang berubah-ubah. Saat musim hujan, tanah menjadi lunak dan tidak stabil, sedangkan saat kemarau, tanah mengering dan mengalami pemadatan yang tidak merata.
Hal ini menyebabkan struktur tangki tidak berdiri di atas lapisan tanah yang kokoh, sehingga memperbesar risiko kegagalan konstruksi.
Warga juga menyoroti besarnya anggaran proyek ini yang diperkirakan mencapai setengah triliun rupiah. “Kami mencurigai adanya indikasi korupsi dalam proyek ini. Bagaimana mungkin proyek sebesar ini dijalankan tanpa memperhitungkan dampak terhadap warga dan keamanan lingkungan?” tambah Didik.
Warga menegaskan bahwa sejak awal mereka tidak dilibatkan dalam perencanaan dan penguatan struktur tangki. “PDAM melakukan revisi desain tanpa melibatkan kami, dan itu adalah kesalahan fatal kedua setelah pembangunan awal yang juga penuh cacat,” tegasnya.
Warga terdampak menuntut agar proyek ini dihentikan dan direlokasi ke tempat lain yang lebih aman. Mereka juga meminta Gubernur Jawa Barat dan Wali Kota Depok untuk segera mengaudit proyek ini serta mengalihkan dana yang ada untuk sektor pendidikan atau kebutuhan lain yang lebih mendesak.