Lisan itu ibarat pedang: tajam dan berbahaya jika tak dijaga. Imam Syafi’i mengingatkan, luka dari ucapan bisa lebih dalam daripada luka pedang. Sudahkah kita menjaga lisan hari ini?
BARISAN.CO – Dalam kehidupan sehari-hari, lisan memiliki peran yang sangat penting. Ia bisa menjadi sumber kebaikan sekaligus sumber keburukan. Pepatah Arab mengatakan, “Seseorang bisa menjadi celaka lantaran dua hal, yakni hati dan lisannya.”
Hal ini senada dengan nasehat Imam Syafi’i yang berbunyi, “Lisanmu jangan pernah kau pakai untuk menyebut kekurangan orang lain karena seluruh dirimu adalah aib, sedang tiap manusia punya lisan.“
Nasehat ini mengandung pesan mendalam bahwa menjaga lisan bukan hanya sekadar etika, tetapi juga bagian dari ibadah dan tanda ketakwaan kepada Allah Swt.
Dalam Al-Qur’an, Allah Swt berfirman dalam surah Qaaf ayat 18:
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
Artinya: “Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf [50]: 18).
Ayat ini mengingatkan bahwa setiap kata yang kita ucapkan dicatat oleh malaikat. Tidak ada satu pun perkataan yang terlewat dari catatan amal.
Oleh karena itu, menjaga lisan bukan hanya sekadar untuk menghindari konflik sosial, tetapi juga untuk menjaga pertanggungjawaban kita di hadapan Allah Swt kelak.
Bahaya Lisan Menurut Imam Syafi’i
Dalam syairnya, Imam Syafi’i dengan indah menggambarkan betapa berbahayanya lisan jika tidak dijaga dengan baik:
Jagalah lisanmu, wahai manusia
Jangan sampai ia menggigitmu, karena lisan itu ular
Banyak orang mati terbunuh oleh lisannya.
Padahal, sebelumnya ia ditakuti kawan-kawannya.
Syair ini menegaskan bahwa lisan dapat menjadi senjata yang sangat tajam. Seperti ular berbisa, ia dapat menggigit dan meracuni pemiliknya sendiri.
Betapa banyak orang yang harus menanggung akibat dari perkataan yang tak terjaga. Persahabatan bisa hancur, keluarga bisa berantakan, bahkan peperangan pun bisa terjadi hanya karena ucapan yang tidak terkendali.
Rasulullah Saw pun telah mengingatkan umatnya dalam sebuah hadis:
سلامة الإنسان في حفظ اللسان
“Keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan.” (HR. Bukhari).
Hadis ini menunjukkan bahwa menjaga lisan adalah kunci keselamatan, baik di dunia maupun di akhirat. Kata-kata yang tidak dipikirkan dengan baik dapat menyakiti hati orang lain, menimbulkan fitnah, dan bahkan menjerumuskan seseorang ke dalam dosa besar.
Imam Syafi’i juga menggambarkan bagaimana luka akibat lisan sering kali lebih menyakitkan dan sulit disembuhkan dibandingkan luka akibat pedang:
Aku katakan kepadamu:
Sesungguhnya, luka yang ditimbulkan oleh pedang itu memang sakit,
Terkadang bisa membekas, tetapi ia bisa sembuh seolah tak pernah terjadi apa-apa.