Scroll untuk baca artikel
Terkini

Turis Rusia di Bali Kesulitan Bertransaksi Akibat Sistem SWIFT Diblokir, Kedutaan Turun Tangan

Redaksi
×

Turis Rusia di Bali Kesulitan Bertransaksi Akibat Sistem SWIFT Diblokir, Kedutaan Turun Tangan

Sebarkan artikel ini

Sistem pembayaran internasional SWIFT telah memutuskan beberapa bank Rusia dari jaringannya. Sementara Visa dan Mastercard memblokir penggunaan di luar negeri atas kartu mereka yang merupakan keluaran bank Rusia.

BARISAN.CO – Sanksi terhadap bank Rusia karena invasi ke Ukraina dari negara Barat kini memakan korban yaitu warga Rusia di luar negeri. Mereka kesulitan mendapatkan uang tunai atau beralih ke transaksi kripto.

Turis asal Rusia, Konstantin Ivanov, mencoba menarik uang di salah satu mesin ATM di Bali, tetapi ia gagal melakukan transaksi. Ternyata layanan kartu ATM dari bank Rusia telah terblokir.

Kini mereka hanya dapat mengandalkan transaksi dengan uang tunai atau beralih ke transaksi kripto untuk bertahan hidup.

“Ini telah menciptakan masalah besar bagi kami. Kami benar-benar kehilangan keuangan kami. Sepertinya mereka telah benar-benar beku dan kamu tidak dapat menggunakannya sama sekali di sini,” ujar Ivanov mengutip Asia Financial.​

Ivanov pun mengaku bakal mempertimbangkan untuk mencari kerja di Indonesia.

Bali telah menjadi tujuan wisata populer di kalangan turis asal Rusia. Sebelum pandemi ada puluhan ribu orang Rusia ke Bali. Dan mereka termasuk yang pertama datang ketika Bali kembali terbuka untuk turis asing tahun lalu.

Menurut data BPS ada 1.150 turis Rusia masuk ke Indonesia pada Januari 2022.

Rifki Sali Yanto, salah satu manajer sebuah kafe di Bali mengatakan turis Rusia belakangan banyak yang membayar dengan uang tunai ketimbang kartu kredit.

Kedutaan Rusia Siap Membantu

Kedutaan Rusia di Jakarta mengatakan mereka siap memberikan informasi dan bantuan bagi warganya yang menghadapi masalah.

Juru bicara kedutaan Rusia Denis tetiushin mengatakan Bank Pochta Rusia kini menawarkan kartu virtual memakai sistem Union Pay China. Bukan Visa atau Mastercard.

“Ini gratis dan orang bisa membukanya di mana saja,” kata dia dalam pesan teks, mengutip laman Reuters, Kamis (10/3/2022).

Saat ini, lebih dari 7.000 orang Rusia kini terdampar di Thailand, negara dengan tujuan wisata pantai yang juga terkenal, karena pembatalan jadwal pesawat, jatuhnya mata uang ruble dan masalah pembayaran.

Mengenal Sistem Pembayaran Antarbank SWIFT

Akibat Perang Rusia-Ukraina, salah satu sanksi keuangan yang dikenakan oleh Barat ke Rusia, adalah pengecualian beberapa bank negara itu dari sistem pembayaran SWIFT (Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication).

Sistem ini memfasilitasi transfer uang yang lancar dan cepat di seluruh negara. Tanpa akses ke SWIFT, bank-bank Rusia kesulitan berkomunikasi dengan rekan-rekan internasionalnya. Hal ini berakibat memperlambat perdagangan dan membuat transaksi menjadi lebih mahal.

SWIFT juga telah merilis pernyataan resminya terkait keputusan diplomatik yang diambil oleh Uni Eropa, Inggris, Kanada dan Amerika Serikat untuk memblokir Rusia dari jaringan tersebut.

“(Keputusan itu) mengharuskan kami untuk memutuskan bank-bank Rusia dari layanan pesan keuangan kami. Seperti yang dinyatakan sebelumnya, kami akan sepenuhnya mematuhi undang-undang sanksi yang berlaku,” tulis SWIFT.

Sesuai dengan instruksi hukum di EU Council Regulation (EU) 2022/345 tanggal 1 Maret 2022, SWIFT akan memutuskan sambungan 7 entitas perbankan Rusia dan anak perusahaannya dari jaringan SWIFT.

“Peraturan ini mengharuskan kami untuk memutuskan entitas yang teridentifikasi pada 12 Maret 2022, dan kami akan melakukannya sesuai dengan (aturan) itu,” tulis SWIFT.

Ekonomi Rusia kini menghadapi krisis terparah sejak bubarnya Uni Soviet pada 1991 setelah negara Barat menghujani Negeri Beruang Merah dengan sanksi bertubi-tubi akibat invasi ke Ukraina. [rif]