Dan, Afifah ialah tergolong dari sedikit penulis perempuan Indonesia yang tidak hanya gandrung dengan syair-syair Rumi, tetapi juga mampu menuliskan karya Rumi dengan begitu progresif dan menawan.
Tentunya, bermukim di Iran menjadi modal yang memberinya keleluasaan akses terhadap sumber primer dari para sarjana sastra Persia.
Walhasil, tidak berlebihan bila kemudian Etin Anwar, Professor Hobart and William Smith Colleges, New York, USA, mengatakan “Keindahan puisi-puisi karya Rumi di tangan penulis Afifah bukan hanya mudah untuk ditelaah, tetapi juga menantang pembaca untuk bertanya apakah kita telah memahami makna cinta.”
Buku Ngaji Rumi dapat dimaknai sebagai catatan perjalanan panjang Afifah dalam menemukan sisi syair Rumi yang inklusif dan membangun jiwa. Lebih dari itu, buku karya Afifah ini jelas layak diapresiasi karena mampu menuliskan sisi Rumi yang ringan untuk dibaca banyak kalangan. [dmr]