Scroll untuk baca artikel
Edukasi

Upaya Umat Manusia Menyusun Pengetahuan Ensiklopedis, dari Era Plinius hingga Wikipedia

Redaksi
×

Upaya Umat Manusia Menyusun Pengetahuan Ensiklopedis, dari Era Plinius hingga Wikipedia

Sebarkan artikel ini

Meski tergolong gigantis, karya Vincent de Beauvais tak mampu mengalahkan sinar terang yang muncul dari timur dunia.

Di saat Eropa mengalami Abad Kegelapan, dunia Islam sedang merasakan renaisans ilmu pengetahuan dan tak terhitung berapa ensiklopedia komprehensif yang lahir di masa itu.

Pada sekitar tahun 960 Masehi, di sekitar Basra, Irak, sebuah kumpulan persaudaraan rahasia para peneliti muslim yang menamakan diri sebagai Ikhwanus Shafa menyusun ensiklopedia berjudul Rasail Ikhwan al-Shafa wa Khullan al-Wafa.

Ensiklopedia ini membicarakan nyaris semua hal, mulai dari matematika, waktu, angkasa, meteorologi, korupsi, biologi hewan dan manusia, masalah hidup-mati, psikologi, jin, politik, teluh, hingga cara-cara mengenal Tuhan.

Selain itu, ada pula Ibn Sina yang menulis ensiklopedia medis. Ibn Khaldun menulis ensiklopedia ekonomi. Al Tabari menulis ensiklopedia tentang sejarah nabi dan raja-raja di dunia.

Al-Mas’udi, yang oleh Barat dikenal sebagai “Herodotus dari Arab”, juga menulis sejarah, geografi, komentar sosial, dan lain sebagainya yang terangkum dalam ensiklopedia berjudul Murūj aḏ-Ḏahab wa-Maʿādin al-Jawhar.

Renaisans di dunia Islam telah meyakinkan belahan dunia lain bahwa ilmu pengetahuan adalah hal yang mencerahkan. Kesadaran itu dirasakan pula oleh Eropa. Berangsur-angsur Eropa mulai meninggalkan Abad kegelapan dan mengambil hikmah dari apa yang dunia Islam sudah kumpulkan. Puncaknya, memasuki Abad ke-18, Eropa mengalami banjir pengetahuan dan ensiklopedia bermutu bermunculan kembali.


“Contoh paling terkenal dari sebuah karya ensiklopedik abad ke-18 tidak diragukan lagi adalah Encyclopédie yang diedit oleh Denis Diderot,” tulis Dan O’sullivan, seorang peneliti dari Institute of Network Cultures Amsterdam.

Encyclopédie karya Diderot disusun secara alfabetis dan dilengkapi diagram, ilustrasi percabangan ilmu pengetahuan, serta peta dunia yang memberi gambaran dari mana sebuah pengetahuan berasal.

Disusun sepanjang tahun 1751 sampai 1772, Encyclopédie karya Diderot memuat sebanyak 72.000 entri mencakup pembahasan yang amat luas. Namun, Encyclopédie juga menjadi produk kontroversial pada masanya karena disusun dengan sudut pandang sekuler. Ia tidak memuat tendensi teologis, dan gereja begitu menentang habis kehadiran ensiklopedia ini.

Meski ditentang gereja, Encyclopédie diminati publik lantaran menawarkan pandangan radikal yang dianggap ‘mencerahkan’. Pada gilirannya ketika gelombang sekularisme menguat, Encyclopédie semakin populer dan mendapat tempat.

Diterimanya Encyclopédie membuka kran pencerahan di belahan Eropa lainnya. Di Edinbrugh, pada tahun 1768 sampai 1771, sebuah kompilasi pengetahuan yang terdiri dari 3 volume digarap dan diberi judul Encyclopaedia Britannica.