Scroll untuk baca artikel
Edukasi

Upaya Umat Manusia Menyusun Pengetahuan Ensiklopedis, dari Era Plinius hingga Wikipedia

Redaksi
×

Upaya Umat Manusia Menyusun Pengetahuan Ensiklopedis, dari Era Plinius hingga Wikipedia

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Ada bagian dalam diri kita yang senang menggunakan informasi ringkas siap pakai. Itulah mengapa laman seperti Wikipedia terasa demikian memenuhi standar minimal pengetahuan kita.

Bahkan, tak jarang informasi Wikipedia kita gunakan sebagai landasan mengambil keputusan terkait kehidupan kita sehari-hari.

Yang sering luput kita persoalkan adalah bagaimana kumpulan informasi itu (yang umumnya kita sebut ensiklopedia) bisa ada di sana.

Tentu saja, ada orang-orang penuh dedikasi di belakang tersajinya itu semua. Lebih dari itu sebetulnya upaya manusia dalam menghimpun pengetahuan telah berlangsung selama berabad-abad. Ensiklopedia telah menjadi entitas penting dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan.

Ensiklopedia disebut-sebut telah ada dalam kehidupan bangsa Mesopotamia di masa 3000 tahun Sebelum Masehi.

Akan tetapi, menurut catatan David Lindberg dalam bukunya The Beginnings of Western Science (2007), penulisan ensiklopedia yang dianggap memenuhi kaidah sebagaimana ensiklopedia yang kita kenal hari ini diawali oleh seorang akademikus Romawi Kuno bernama Marcus Terentius Varro (116–27 SM).

Varro adalah akademikus yang sangat produktif. Ia menghasilkan lebih dari 74 karya Latin tentang berbagai topik. Salah satu karya Varro yang paling menonjol adalah Nine Books of Disciplines, di mana buku ini menjadi patron penulisan ensiklopedia di masa-masa berikutnya.

Hampir seabad kemudian, Nine Books of Disciplines terutama dijadikan referensi Plinius Tua (23-79 M) dalam menyusun ensiklopedia karangannya. Plinius Tua juga melahirkan karya monumental berjudul Naturalis Historia.

Buku karya Plinius Tua itu mengompilasi pengetahuan ke dalam 37 bab yang di antaranya mencakup sejarah alam, arsitektur, kedokteran, geografi, geologi, dan semua aspek dunia di sekitarnya.

Plinius Tua di bagian pengantar Naturalis Historia mengatakan, bahwa buku ini adalah hasil dari pengumpulan 20.000 fakta dari 2.000 karya oleh lebih dari 200 penulis. Selain itu ia menambahkan banyak fakta lainnya dari hasil pengamatannya sendiri.

Tradisi mengumpulkan pengetahuan lumayan tersendat ketika Eropa mengalami Abad Kegelapan. Tidak ada banyak pengetahuan berkembang. Ilmuwan saat itu lebih sering hanya mendaur ulang pengetahuan yang pernah dicatat dalam ensiklopedia Romawi Kuno—proses daur ulang itu disertai pula penyesuaian definisi agar sebuah ilmu mendapat legitimasi doktrin gereja.

Namun ada pula upaya agak ambisius untuk meramut pengetahuan secara ensiklopedik, seperti misalnya dilakukan oleh Vincent de Beauvais. Sekitar tahun 1260 Masehi, Beauvais melahirkan karya berjudul Speculum Majus. Secara keseluruhan, Speculum Majus terdiri 80 buku yang terbagi ke dalam 9885 bab dan memuat total 3,25 juta kata.

Meski tergolong gigantis, karya Vincent de Beauvais tak mampu mengalahkan sinar terang yang muncul dari timur dunia.

Di saat Eropa mengalami Abad Kegelapan, dunia Islam sedang merasakan renaisans ilmu pengetahuan dan tak terhitung berapa ensiklopedia komprehensif yang lahir di masa itu.

Pada sekitar tahun 960 Masehi, di sekitar Basra, Irak, sebuah kumpulan persaudaraan rahasia para peneliti muslim yang menamakan diri sebagai Ikhwanus Shafa menyusun ensiklopedia berjudul Rasail Ikhwan al-Shafa wa Khullan al-Wafa.

Ensiklopedia ini membicarakan nyaris semua hal, mulai dari matematika, waktu, angkasa, meteorologi, korupsi, biologi hewan dan manusia, masalah hidup-mati, psikologi, jin, politik, teluh, hingga cara-cara mengenal Tuhan.

Selain itu, ada pula Ibn Sina yang menulis ensiklopedia medis. Ibn Khaldun menulis ensiklopedia ekonomi. Al Tabari menulis ensiklopedia tentang sejarah nabi dan raja-raja di dunia.