Scroll untuk baca artikel
Lingkungan

Wadas dan Konflik Agraria yang Berulang

Redaksi
×

Wadas dan Konflik Agraria yang Berulang

Sebarkan artikel ini
No. Model Penyelesaian KonflikPenyelesaian Konflik Agraria Wadas
1.Pencegahan konflik, bertujuan untuk mencegah timbulnya konflik yang lebih keras.Pemerintah perlu mengurangi potensi terjadinya konflik yang lebih keras di Wadas dengan cara menghindari pendekatan keamanan dalam penanganan konflik. Membangun dialog yang partisipatif adalah pilihan terbaik untuk memperkuat kesepahaman tentang masalah yang dihadapi bersama di Wadas.

Di sisi lain, pemerintah sebaiknya juga tidak membagun konflik baru di dalam masyarakat Wadas antara mereka yang setuju menjual tanahnya untuk tambang dengan mereka yang tidak setuju. Konflik baru ini akan melahirkan perpecahan dalam masyarakat yang akan berdampak buruk secara sosial untuk jangka panjang.
2.Penyelesaian konflik, bertujuan untuk mengakhiri prilaku kekerasan melalui suatu persetujuan perdamaian.
3.Pengelolaan konflik, bertujuan untuk membatasi dan menghindari kekerasan dengan mendorong perubahan prilaku yang positif bagi pihak-pihak yang terlibat dalam konflik.
4.Resolusi konflik, menangani sebab-sebab konflik dan berusaha membangun hubungan baru yang bisa bertahan lama diantara kelompok-kelompok yang berkonflik.Konflik agraria di Desa Wadas bukahlah konflik rumit, karena bentuk konflik Wadas adalah konflik permukaan dan tidak mengakar dalam.

Karena itu, penyelesaiaan konflik Wadas sangat mudah:
1.       Pemerintah membatalkan rencana eksploitasi tambang batuan andesit di Desa Wadas.
2.       Pemerintah mencari sumber batuan andesit alternatif untuk pembangunan Bendungan Bener di Purworejo. 
5.Transformasi konflik, mengatasi sumber-sumber konflik sosial dan politik yang lebih luas dan berusaha mengubah kekuatan negatif dari konflik menjadi kekuatan sosial yang positif.

Karena penyelesaiaan konflik Wadas sebenarnya mudah, maka yang dibutuhkan saat ini adalah (1) kemauan pemerintah untuk menarik diri dari Desa Wadas, (2) menghentikan perizinan eksploitasi batuan andesit di Wadas, dan (3) mencari alternatif sumber batuan andesit untuk pembangunan Bendungan Bener di Purworejo.

Kuncinya ada di tangan Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa Tengah yang mengeluarkan izin pengadaan lahan untuk tambang batuan andesit. Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa pemerintah begitu ngotot untuk melanjutkan penambang batuan andesit di Wadas. Apakah ada kepentingan lain yang lebih besar? Entahlah! [rif]