Dia menjelaskan, CSR yang dilakukan itu semata-mata untuk mengalihkan atau menutup perhatian publik dri besarnya dampak kerusakan lingkungan yang ditimbulkan.
“Mereka sangat pintar sekali. Public relations-nya gencar melakukan greenwashing. Di satu sisi, mereka terus-menerus melakukan kerusakan terhadap lingkungan karena terus memproduksi rokok,” ujarnya.
Rekomendasi WHO untuk Mencegah Kerusakan Berlanjut
WHO pun memberikan tiga rekomendasi bagi pemerintah Indonesia dalam upaya mencegah kerusakan bagi kesehatan masyarakat dan kelestarian lingkungan.
WHO mendorong pemerintah untuk menerapkan kebijakan EPR (extended producer responbility) terhadap industri rokok agar bertanggung jawab terhadap sampah dan limbah yang dihasilkan.
Menerapkan kebijakan pengendalian tembakau yang komprehensif untuk menekan konsumsi tembakau. Dengan begitu, tidak hanya berdampak baik bagi kesehatan manusia, namun juga mengurangi dampak buruk dari kerusakan lingkungan.
WHO juga mendorong pemerintah untuk mendukung petani tembakau untuk beralih tanam ke komoditas lain yang lebih suistanable untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan dari budidaya dan limbah dari produksi tembakau.
Untuk masyarakan, Dina menyarankan untuk bersama-sama meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak lingkungan dari lingkungan serta mengekspos bagaimana taktik greenwashing yang dilakukan oleh industri tembakau.
“Itu tanggung jawab kita bersama. Kemudian, saya ingin mengajak kepada para perokok untuk berhenti merokok demi kesehatan dan keselamatan dirinya dan juga demi menyelamatkan lingkungan,” papar Dina. [rif]