Scroll untuk baca artikel
Blog

10 Puisi untuk Negeri – Puisi Eko Tunas

Redaksi
×

10 Puisi untuk Negeri – Puisi Eko Tunas

Sebarkan artikel ini

Inggo di linggo manggo nyanyi sunyi nelayan di tengah laut
Ini puisiku untuk mereka yang menarung nasib hidup mati
Baik buruk merekalah anak syairku dilampus waktu ruri
Dilampau kerja saudaraku di tanah-tanah dilupakan sejarah
O Tator Bugis dan saudara Amana Gapa para rakyat sejati
Di bahumu aku melihat nagari terpanggul menjadi negeri

Semarang 5 Oktober 2017

Heran

Heran saja ini jaman milenial
tapi kamu bicara kolonial
Di Batavia kapal berlabuh
dan kerja keras para buruh
Camar berkabar tentang kamu
tertunduk dalam hari terjemu

Napasmu terhela kata merdeka
terbebas dari tiang feodal
Tapi kapal baru dan ancaman
perang antar ras di tiap zaman
Gelombang laut di samodramu
lebih besar dari laut arafuru

Jadi apa terjadi di pantai utara
saat sejarah terbalik meraya
Anak-anak dari langit Jakarta
bertanya di tengah khaos kota
Kami sedang bergerak maju
tapi ke mana pikiranmu menuju

Semarang 17 Oktober 2017

Malam Merah

Tak ada malam di jazirah
Berat memanggul sejarah
Seperti katamu pada puisi
Hanya ada janji demarkasi
Atau beban ini jadi biasa
Antara bertahan atau binasa

Mengapa mesti mengada
Bukankah kita sungguh ada
Masih bertanya tentang sekutu
Padahal hakikatnya kita seteru
Hingga akhir kisah manusia
Selalu disesali karena tersia

Begitulah sejak adam makrifat
Yudha terjadi sepanjang hayat
Ialah karena beda jenis kelamin
Atau mazab alif hingga amin
Pun ideologi dunia diciptakan
Tak kan perang terselesaikan

Semarang 15 Oktober 2017