“Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung. Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan.” (QS. Al-Waqiah: 35-36).
BARISAN.CO – Ciri Bidadari Surga itu apa saja ya? Menarik untuk dipikirkan, sebagai sebuah simbolik di ayat-ayat Al-Quran. Muhammad Ali Al Sabuni membedakan antara bidadari dengan pelayan surga. Bidadari adalah pasangan penghuni surga, dengan tugas menjadi tambahan kenikmatan bagi mereka.
Sementara, pelayan surga adalah terdiri atas anak-anak muda yang diciptakan di surga yang berfungsi bagi pelayan penghuni surga, termasuk melayani bidadari yang menjadi pasangan penghuni surga.
Kesamaannya dengan bidadari adalah bahwa mereka diciptakan khusus di surga, dan belum pernah tersentuh oleh apa dan siapapun.
Tentang pelayan surga, Allah Swt berfirman:
وَيَطُوفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَٰنٌ مُّخَلَّدُونَ إِذَا رَأَيْتَهُمْ حَسِبْتَهُمْ لُؤْلُؤًا مَّنثُورًا
“Wa yaṭụfu ‘alaihim wildānum mukhalladụn, iżā ra`aitahum ḥasibtahum lu`lu`am manṡụrā.”
Artinya: “Dan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan muda yang tetap muda. Apabila kamu melihat mereka, kamu akan mengira mereka, mutiara yang bertaburan.” (QS. Al-Insan: 19)
Sedangkan ayat tentang bidadari, sebagaimana Allah Swt berfirman:
فَجَعَلْنَٰهُنَّ أَبْكَارًا * إِنَّآ أَنشَأْنَٰهُنَّ إِنشَآءً
Artinya: “Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung. Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan.” (QS. Al-Waqiah: 35-36).
Wujud dan Ciri Bidadari di Surga
Berikut ini ciri bidadari surga menurut Muhammad Ali Al-Sabuni
Dalam menjelaskan sifat-sifat atau ciri-ciri bidadari di surga, Muhammad Ali Al-Sabuni dalam penafsirannya tidak melebihi apa-apa yang diinformasikan olah al-Qur`ān.
Ia hanya bersifat lebih memperjelas mengenai sifat bidadari menurut al-Qur`ān. Secara terperinci, sifat-sifat bidadari menurut Muhammad Ali Al-Sabuni sebagaimana karyanya “Safwat al-Tafāsīr” adalah sebagai berikut:
1. Sosok pasangan yang suci
Bidadari di surga disucikan dari kotoran hissiyah maupun maknawiyah. Dalam hal ini, Muhammad Ali Al-Sabuni juga mengutip ulama lain yang menyebutkan bahwa bidadari disucikan dari kotoran haid, nifas, buang air maupun dahak.
Namun Muhammad Ali Al-Sabuni menyambungnya dengan pernyataan bahwa wanita dunia mukminah di hari akhir lebih cantik dibanding bidadari. Sehingga yang dimaksud suci dari haid, nifas dan kotoran kewanitaan lain adalah bidadari yang berasal dari wanita mukminah dunia.
Muhammad Ali Al-Sabuni menekankan bahwa ada dua jenis bidadari di surga, yaitu: bidadari yang berasal dari dunia, yang menjadi pasangan suaminya dari dunia juga, jika sama-sama beriman; dan bidadari dan bidadara yang khusus diciptakan di surga.
2. Diciptakan abadi
Keabadian menjadi ciri yang menyatu bagi bidadari, sebagaimana keabadian alam akhirat. Menurut Muhammad Ali Al-Sabuni, keabadian inilah yang menjadi salah satu kunci kebahagiaan yang sempurna.
Karena penghuni surga bersama pasangannya berada dalam tempat yang aman dan bersanding hidup dengan pasangan-pasangannya dalam buaian keabadian yang tiada pernah putus.
Dengan begitu keabadian akhirat menurut Al-Sabuni, karena tiada putus, merupakan keabadian yang mutlak, tanpa batas waktu lagi, atau tiada dimensi ruang dan waktu yang membatasinya lagi.
3. Dipingit di dalam kemah mutiara
Muhammad Ali Al-Sabuni berpendapat, bahwa maksud dari maqsūrāt fī al-khiyām, adalah bahwa bidadari di surga hanya berjalan-jalan keliling di sekitar kemah. Bahkan lebih banyak berdiam di dalamnya, tidak keluar karena kehormatan dan kemuliaannya.
Di dalam kemah yang terbuat dari mutiara yang memang disediakan untuk mereka. Mereka membatasi diri hanya dalam ruangan yang terbuat dari mutiara itu.
4. Memiliki adab atau akhlak mulia