BARISAN.CO – Bersyukur memberikan banyak manfaat positif bagi manusia. Salah satunya dapat meningkatkan kebahagiaan. Namun, sebuah jajak pendapat terbaru dari Universitas Michigan mengungkapkan empat dari lima orang tua menilai anak-anak sekarang tidak mensyukuri atas apa yang mereka miliki.
Mengutip Study Finds, jajak pendapat itu menemukan lebih dari setengah peserta yang memiliki anak-anak antara usia empat hingga lima tahun menyebut mereka percaya terlalu memanjakan anak-anaknya. Sedangkan dua dari lima orang tua mengatakan jika mereka terkadang malu dengan keegoisan anak mereka.
Dalam rilis kampus, wakil direktur C.S. Mott Children’s Hospital National Poll, Sarah Clark menyampaikan kebanyakan orang tua kemudian merenungkan apa yang membuat anak mereka bersikap demikian.
“Apakah terlalu banyak memberikan materi? Orang tua mungkin telah melihat anak mereka berperilaku egois, seperti menolak berbagi dengan anak lain atau mengatakan tidak menyukai hadiah tertentu,” kata Sarah.
Sarah menambahkan bersyukur berdampak baik dengan memiliki lebih banyak emosi positif, memiliki hubungan yang kuat, menikmati lebih banyak pengalaman, dan bahkan bermanfaat bagi kesehatan.
“Rasa syukur bukan sesuatu yang bisa diperoleh secara otomatis. Perlu dipupuk dengan cara yang sesuai dengan usianya,” tambah Sarah.
Kata Tolong dan Terima Kasih sebagai Awalan Bersyukur
Terlepas dari perjuangannya, tiga dari empat orang tua mengatakan mengajarkan rasa syukur kepada anak-anak menjadi prioritas utama. Mengingat hal itu, sebagian besar peserta jajak pendapat mempercayai berperilaku baik menjadi cara untuk mulai bersyukur.
Sekitar 88 persen orang tua secara teratur mendorong anaknya untuk mengucapkan tolong dan terima kasih. Sedangkan 11 persen lainna melakukan itu sesekali dan satu persen sisanya mengakui jarang meminta anaknya mengucapkan tolong dan terima kasih.
Meski sebagai permulaan, para peneliti mengingatkan penting bagi anak-anak memahami latar belakang alasan mereka mengucapkan kata tersebut. Sehingga, selain mendorong, menjelaskan kepada anak-anak mengapa mereka harus menghargainya itu poin utama yang perlu orang tua lakukan.
Tiga dari lima orang tua mengajarkan rasa terima kasih bukan melalui kata-kata melainkan dengan tindakan. Umumnya, dengan meminta anak melakukan tugas secara rutin untuk membantu keluarga. Dan, satu dari tiga orang tua terkadang meminta anaknya membantu tugas-tugas rumah tangga.
Para peneliti menegaskan orang tua dapat memperkuat pelajaran ini dengan menjelaskan setiap anggota keluarha memiliki kewajiban untuk saling membatu satu sama lain.
“Ini dapat membantu anak menghargai perannya dalam kebaikan yang lebih besar dan memupuk rasa syukur,” ucap Sarah.
Memberi Kembali Kepada Orang Lain untuk Membangun Rasa Syukur
Bagi banyak orang tua, cara terbaik agar anak dapat menghargai dengan memberi kembali kepada orang lain. Dua per tiga peserta melibatkan anaknya dalam pekerjaan sukarela, baik dengan kelompok masyarakat sebenarnya atau membantu tetangga maupun kerabat.
Ini akan menjadi langkah alami untuk beralih dari membantu pekerjaan rumah tangga menjadi sukarelawan.
“Untuk membantu memupuk rasa syukur, orang tua mungkin ingin memberikan penjelasan yang sesuai tentang alasan kegiatan tersebut dan bagaimana hal itu akan bermanfaat bagi orang lain,” ungkap Sarah.
Satu dari tiga orang tua lainnya meminta anaknya menyumbangkan mainan atau pakaian lama yang tidak terpakai untuk donasi. Akan tetapi, peneliti mengingatkan ketika menyangkut sesuatu yang dimiliki anak-anak, orang tua tidak boleh memaksa mereka menyumbangkannya. Itu harus berasal dari keputusan mereka sendiri.