Penanaman nilai kemanusiaan yang ditanamkan pada anak-anak merupakan investasi dalam pembentukan karakter yang berkelanjutan.
BARISAN.CO – Orang tua memiliki peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, terlebih lagi pendikan akhlak. Begitu juga dengan penanaman nilai kemanusiaan kepada anak.
Tanggung jawab orang tua dalam menanamkan nilai-nilai kemanusiaan bagi anak sangat krusial untuk membentuk karakter anak yang peduli dan berempati.
Penanaman nilai kemanusiaan bagi anak tercermin pada teladan kedua orang tua. Model perilaku positif, seperti menunjukkan empati, toleransi, dan kejujuran, dapat memberikan contoh yang kuat untuk dicontoh oleh anak-anak.
Dengan melihat orang tua sebagai role model yang mempraktikkan nilai-nilai kemanusiaan, anak-anak akan lebih cenderung memahami dan mengadopsi sikap-sikap tersebut dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Selain itu, komunikasi terbuka dan aktif antara orang tua dan anak juga merupakan aspek penting dalam menanamkan nilai kemanusiaan. Orang tua perlu berbicara dengan anak-anak mereka secara terus terang tentang arti dan pentingnya empati, toleransi, kejujuran, dan solidaritas.
Penanaman nilai kemanusiaan yang ditanamkan pada anak-anak merupakan investasi dalam pembentukan karakter yang berkelanjutan.
Berikut ini nilai-nilai kemanusiaan yang patut ditanamkan orang tua kepada anak dikutip dari buku Tanya Jawab Seputar Keluarga Sakinah:
- Silaturahmi
Yakni memberikan nilai tentang rasa cinta dan kasih sayang terhadap sesama manusia, lebih khusus lagi kepada saudara, kerabat, hadal taulan, tetangga dan seterusnya. Sebagaimana Allah Swt berfirman:
قُل لِّمَن مَّا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۖ قُل لِّلَّهِ ۚ كَتَبَ عَلَىٰ نَفْسِهِ ٱلرَّحْمَةَ ۚ لَيَجْمَعَنَّكُمْ إِلَىٰ يَوْمِ ٱلْقِيَٰمَةِ لَا رَيْبَ فِيهِ ۚ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ
Artinya: “Katakanlah: “Kepunyaan siapakah apa yang ada di langit dan di bumi”. Katakanlah: “Kepunyaan Allah”. Dia telah menetapkan atas Diri-Nya kasih sayang. Dia sungguh akan menghimpun kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya. Orang-orang yang meragukan dirinya mereka itu tidak beriman.” (QS. Al-An’am: 12).