BARISAN.CO – Kehilangan seseorang yang begitu dicintai akan membawa kesedihan mendalam. Banyak orang yang akhirnya merasa terpuruk dan mengalami berbagai masalah kesehatan mental seperti depresi, kesepian, dan juga kecemasan.
Bukan hanya mental yang terhantam, namun fisik juga. Salahsatunya masalah jantung yang disebabkan oleh stres instens dalam berbagai situasi. Sebuah studi menemukan kematian orang yang dicintai dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena serangan jantung.
Ada juga sindrom patah hati akibat gangguan pada darah yang dipompa ke salah satu bagian jantung. Mirip dengan serangan jantung yakni nyeri dada dan sesak napas, namun ini berlangsung sementara.
Selama masa duka, kesedihan juga dapat menurunkan daya tahan tubuh. Tidak adanya keseimbangan hormon stres berakibat menurunkan fungs neutrofil. Orang yang lebih tua cenderung tidak memproduksi beberapa jenis sel darah putih dan membuat mereka mudah terserang flu atau masuk angin.
Kesedihan karena kehilangan juga dapat mengubah dunia kita menjadi kacau balau. Mengutip Better Help, psikolog Swiss Elizabeth Kubler-Ross membeberkan 7 tahap kesedihan yang dialami oleh orang yang sedang berduka.
Pertama, shock dan tidak percaya. Saat pertama kali mendendengar seseorang yang kita cintai, reaksi awalnya mungkin kaget dan tidak percaya. Ini adalah mekanisme pertahanan untuk melindungi diri dari rasa sakit. Pada tahap ini, biasanya orang mengalami mual, sulit tidur, nafsu makan berkurang, dan jantung berdebar. Bahkan mati rasa yang umumnya terjadi secara emosional.
Kedua, rasa sakit dan rasa bersalah. Setelah keterkejutan mulai memudar, kita akan mulai merasakan sakit yang sulit ditangani. Kita bertanya-tanya apakah dapat melakukan sesuatu untuk mencegah penyesalan karena tidak dapat berdamai dengan rasa kehilangan. Emosi alami yang berhubungan dengan rasa bersalah dan penting untuk mengakui perasaan ini sebagai bagian dari tahap penyembuhan.
Ketiga, kemarahan dan tawar-menawar. Tidak jarang saat berduka, kita marah atau frustasi. Ada yang dengan menunjukkan kemarahannya kepada Sang Pencipta karena tidak menyelamatkan orang yang dicintainya. Ada juga yang menyalahkan orang yang dicintainya itu karena pergi meninggalkannya. Dalam tahap ini, beberapa orang yang berduka mungkin mencoba menawar kesempatan agar dapat mendapatkan hasil yang berbeda.
Tahap selanjutnya adalah depresi, refleksi, dan kesepian. Selama tahapan ini, umumnya kita mulai merenungkan kehilangan yang terjadi dan bagaimana hal itu memengaruhi kehidupannya. Mereka mulai menarik diri dari lingkungan sekitar untuk mengatasi kesedihan yang terjadi dalam tahapan ini.
Waktu untuk pribadi memang penting, namun jauh lebih penting memiliki sistem pendukung untuk menyandarkan kesedihan yang dialami. Penelitian menunjukkan terapi dapat membantu meringankan gejala depresi.
Kelima, the upward turn. Pada akhirnya, kita mulai merasa lebih baik dari hari ke hari. Perlahan, kita akan mulai kembali baik-baik dengan sedikit rasa sakit serta kesedihan.
Keenam, melalui rekonstruksi dan bekerja. Kesedihan bagian dari prosess. Selama masa rekonstruksi dan bekerja melalui fase kesdihan, orang yang berduka mulai bekerja setelah masa kehilangan. Tahap ini tampaknya membuat pihak yang berduka mulai mengambil kontrol atas hidupnya.
Terakhir, menerima dan harapan. Kita lebih mudah membicarakan kehilangan yang dialami tanpa berdampak signifikan seperti proses sebelumnya. Meski, kita merasa sedih dan menyesal, tahap ini biasanya mewakili kemampuan untuk menerima apa yang telah terjadi dan merenungkan masa-masa yang indah daripada memikirkan kehilangan itu sendiri.