Scroll untuk baca artikel
Terkini

Salut! Naomi Mundur dari Perancis Terbuka, Karena Atlet Juga Manusia yang Mau Sehat Juga

Redaksi
×

Salut! Naomi Mundur dari Perancis Terbuka, Karena Atlet Juga Manusia yang Mau Sehat Juga

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Menjadi atlet bukan hal yang mudah, selain memiliki fisik yang kuat, mereka juga harus memiliki mental yang tangguh.

Setelah lelah bertanding, tak jarang pertanyaan media membuat beban berkali lipat terhadap mental mereka. Maka, tak salah jika Naomi Osaka, petenis asal Jepang memutuskan untuk memboikot aktivitas media selama penyelenggaraan Perancis Terbuka demi kesehatan mentalnya.

Keputusan tersebut bukan tanpa konsekuensi, petenis nomor satu dunia versi Women’s Tennis Association tersebut didenda oleh pihak penyelenggara Grand Slam karena tidak menghadiri konferensi pers setelah kemenangan putaran pertamanya.

Pada Minggu (30/5/2021), Naomi diperingatkan akan dikeluarkan jika terus memboikot konferensi pers paska pertandingan. Namun peringatan itu tak membuatnya takut, Naomi dengan percaya diri menarik diri dari Perancis Terbuka.

Melalui akun Twitter pribadinya @naomiosaka, ia menuliskan: “Hal terbaik bagi turnamen ini, para pemain lain dan kedamaian saya ialah saya mundur sehingga semua orang dapat kembali fokus pada tenis yang berlangsung di Paris.”

Bagi Naomi, kesehatan mental adalah hal yang tidak bisa dianggap remeh. Terutama karena ia telah menderita depresi sejak AS Terbuka di tahun 2018 dan ia merasa kesulitan untuk mengatasi situasi yang dihadapinya. Selain itu, Naomi juga gugup dan stress jika harus selalu berusaha memberi jawaban terbaiknya kepada media. Naomi menyoroti aturan konferensi pers paska pertandingan dianggap cukup ketinggalan jaman.

Melalui cuitannya itu, Naomi mendapatkan banyak dukungan karena mengutamakan kesehatan mentalnya dibanding harus mengikuti aturan yang membebaninya.

Kejadian Berulang, Kurangnya Respek Terhadap Pemain Perancis Terbuka

Di tahun 2018, Serena Williams dikritik oleh presiden Federasi Tenis Prancis Terbuka, Bernard Giudicelli karena ia mengenakan catsuit berwarna hitam dengan ikat pinggang berwarna merah.

Bernard mengatakan jika Serana seharusnya menghormati permainan dan tempatnya. Komentar Bernard tersebut tidak pantas terutama yang perlu dinilai ialah permainan atlet bukan pakaiannya.

Serena mendedikasikan pakaian yang ia kenakan agar dapat menginspirasi semua ibu yang mengalami kehamilan yang sulit. Serena mengalami masalah pembekuan darah sehingga ia mengenakan celana panjang saat bertanding agar dapat melancarkan sirkulasi darah.

Bukan pertama kali, Serena dikritik. Saat AS Terbuka 2002, Serena direndahkan saat mengenakan catsuit pendek. Serena mengalami diskriminasi karena di tahun 1987, Anne White juga mengenakan catsuit. Jika Anne dianggap sempurna, Serena digambarkarkan media sebagai otot menonjol, gadis pekerja dari jenis yang berbeda, dan lain sebagainya.

Baik Naomi maupun Serena merupakan perempuan berkulit hitam yang mendominasi tenis dunia. Sehingga munculnya Naomi saat ini mengingatkan publik pada Serena karena dianggap seringkali mengalami bias. Sehingga warna kulit dianggap agresi dalam pertandingan tenis bukan permainan yang diutamakan.

Federasi perlu berubah. Keputusan Naomi yang menolak konferensi pers perlu dihargai. Bagaiamanapun, kesehatan mental penting. Hal yang dialami Serena adalah salah satu contoh jika atlet bisa mengalami bias di media. Karena atlet adalah pemain di lapangan yang perlu dinilai adalah permainan dan menghargai mereka yang menghindari wawancara adalah hak mereka. [rif]