Nur Ali
Sungguh beruntung Muhammad putra Abdullah di usia muda sebelum diangkat menjadi Nabi dan Rasul, beliau mendapatkan jaringan dari salah satu jaringan pamannya yang bernama Abu Thalib. Abu Thalib memperkenalkan keponakannya itu kepada saudagar kaya-raya bernama Khadijah. Perkenalan Muhammad dengan Khadijah, rupanya sangat mengesankan hati Khadijah. Bahkan, Khadijah tertarik dengan kepribadian Muhammad.
Ditemani oleh Maesaroh, dibimbing oleh putri Khawalid dan support dari sang paman, putra Abdullah dengan cepat mengikuti jejak langkah sang majikan menjadi saudagar. Karier sebagai saudagar dipilih oleh sang al-amin bukan karena merasa tidak enak dengan anjuran sang paman. Bukan juga karena ada imbalan beberapa ekor unta dari wanita tajir yang berstatus janda itu. Namun, beliau sadar betul bahwa: 9 dari 10 Pintu Rezeki berasal dari Perdagangan.
Dengan membawakan barang-barang yang dimiliki oleh sang majikan. Lalu menawarkannya kepada para saudagar di berbagai negeri untuk diperjual-belikan. Sang suri teladan, melakukan transaksi perdagangan dengan tawar-menawar harga, bernegosiasi, diskon-mendiskon, semua itu menjadi kebiasaan bagi manusia padang pasir yang banyak rumput berwarna hijaunya itu.
Bermodalkan kejujuran, dapat dipercaya, komitmen yang tinggi dan mampu bertransaksi, ia dengan sukses mendapatkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan kebanyakan orang. Hingga sang-bos pun, setiap kali Muhammad melangsungkan perdagangannya ke negeri Yaman, Irak, Iran, Syria dan Ethopia, beliau berani memberikan upah sebanyak 2 sampai 4 ekor unta kepadanya (Muhammad Husain Haekal: hlm 71). Luar biasa, salut.
Pemilik sifat Shiddiq, Amanah, Fathonah, dan Tabligh itu, sejak berkenalan dengan Khadijah rupanya nasib ekonomi dan kesejahteraannya meningkat pesat. Konon, pada usia 25 tahun saat melangsungkan pernikahannya dengan Khadijah, ia mampu memberikan maskawin sebanyak 100 ekor unta dan di samping itu ekonomi kerajaan-bisnisnya Khadijah pun semakin membesar.
Hingga Afdalurrahman dalam bukunya Muhammad seorang pedagang mengungkapkan: Muhammad telah melakukan transaksi-transaksi perdagangannya secara jujur, adil dan tidak pernah membuat pelanggannya mengeluh atau kecewa. Ia selalu menempati janji dan mengantarkan barang dagangannya dengan standar kualitas sesuai permintaan pelanggan.
Selain itu, Michael H. Hart dalam bukunya Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah mengungkapkan bahwa: dialah satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses luar biasa baik ditilik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi.
Dan di Indonesia pun, banyak yang mengikuti jejak-langkah putra Abdullah ini seperti: Bob Sadino, Jusuf Kalla, Chairul Tanjung, Erick Tohir dan lain-lainnya.
Jatinegara, 19/10/2021.