BARISAN.CO – Jumlah pasien diabetes terus meningkat selama pandemi. Berdasarkan data International Diabates Federation tahun 2020, jumlah penyandang diabetes di Indonesia mencapai 6,2 persen dengan 10,681,400 kasus.
Bahkan, menurut penelitian terbaru yang dilakukan tim penanggulangan COVID-19 di Indonesia, angka kematian pada pasien diabetes yang terinfeksi COVID-19 lebih tinggi 8,3 kali lipat daripada masyarakat yang tidak menyandang diabetes.
Peningkatan ini nampaknya disebabkan karena kondisi pandemi yang membuat kegiatan penanganan diabetes mengalami hambatan. Penyandang diabetes juga mengalami kesulitan dalam mengontrol gula darah dan menjaga pola makan selama pandemi.
Fluktuasi level gula darah tersebut bisa mengakibatkan imunitas tubuh menjadi lemah dan mudah terpapar virus. Oleh karena itu, penting sekali untuk mencegah risiko komplikasi covid pada diabetesi dan menurunkan angka kematiannya.
Ketua Umum PERKENI Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD memaparkan bahwa kematian akibat diabetes menjadi penyebab kematian peringkat ketiga di dunia, sehingga penyakit diabetes membutuhkan perhatian dari seluruh elemen masyarakat. “Diabetes adalah bukan penyakit yang ringan, namun penyakit yang mematikan atau penyakit katastrofik.” papar Prof. Ketut pada web seminar, Senin (22/11/2021) dalam rangka memperingati World Diabates Day (WDD).
Kondisi saat ini di tengah pandemi COVID-19 menurut Prof. Ketut mengharuskan penyandang diabetes membutuhkan pelayanan kesehatan yang optimal untuk mengontrol gula darah mereka. “Apalagi, saat ini kita masih masa pandemi. COVID-19 sendiri merupakan penyakit yang lebih sering menyerang pasien diabetes, sehingga mereka diwajibkan dan diprioritaskan untuk mendapatkan vaksin karena dapat mencegah infeksi akibat terpapar COVID-19 dan mencegah penyakit menjadi lebih parah,” lanjut Prof. Ketut.
Senada dengan Prof. Ketut, Ketua PB PERSADIA Dr. dr. Sony Wibisono, Sp.PD-KEMD, FINASIM juga menegaskan penyandang diabetes sangat rentan terkena infeksi virus. ‘‘Kerentanan ini dapat dicegah dengan menjaga protokol kesehatan secara disiplin dan menjaga kondisi kesehatan. Maka dari itu penyandang diabetes berhak mendapat dukungan, tidak hanya dari diri sendiri, tetapi juga dari edukator, keluarga, dokter, dan elemen lainnya,” ujar dr. Sony.
Selain itu, dr. Sony juga menekankan pada pentingnya penanganan diabetes yang tepat untuk mencegah terjadinya komplikasi. “Diet 3J yaitu jumlah kalori yang dikonsumsi tiap hari, jadwal makan, dan jenis makanan yang dikonsumsi perlu terus diperhatikan oleh penyandang diabetes. Bukan hanya itu, penyandang diabetes juga harus olahraga 30 menit sehari, terapi obat minum dan suntik, serta mendapatkan penyuluhan yang memadai,“ lanjut dr. Sony. [ysn]