BARISAN.CO – Saya adalah tipe orang saklek. Ketika ada seorang teman mengeluhkan pekerjaannya, dan ia tampak begitu tersiksa, saya akan blak-blakkan menganjurkannya untuk resign dan mencari pekerjaan lain.
Seperti beberapa bulan lalu, seorang teman dekat akhirnya memutuskan resign dari pekerjaannya. Dan, Alhamdulillah ia mendapatkan lingkungan kerja yang jauh lebih baik tanpa adanya orang toxic di sekitarnya. Mendengar ceritanya saja sudah cukup membuat bahagia.
Namun, mungkin kita mengenal seseorang yang sering mengeluh dan meminta nasihat di hari Senin, tetapi, mereka mengabaikan nasihat itu dan bertindak sebaliknya di hari Selasa. Di hari Rabu, ia akan mengeluhkan hal yang sama, meminta saran atas masalah yang sama, dan mengabaikan nasihat kita di hari depannya. Begitu seterusnya lagi dan lagi.
Ini dikenal dengan istilah askhole. Askhole adalah ketika seseorang terus-menerus meminta saran, namun selalu melakukan kebalikan yang disarankan kepadanya. Seperti yang dikatakan oleh Henry Cloud, kita tidak dapat memperbaiki orang yang tidak mau menerima umpan balik karena dari sudut pandangnya, mereka tidak memiliki masalah.
Dalam sebuah artikel Elite Daily, seorang askhole disebut relatif hanya memanfaatkan dan menyalahgunakan pertemanan. Seorang askhole juga biasanya hanya menghubungi teman-temannya ketika keadaannya sulit, tetapi tidak pernah selama masa-masa indah.
Jika Anda menghadapi seorang askhole, ada beberapa yang harus dicermati, terutama adalah terapkan batasan.
Batasan menjadi penting sebab sebagian besar korban askhole akan kehilangan waktu dan menjadi kesal. Mereka memberi nasihat, sungguh-sungguh, menyediakan waktu, berharap nasihatnya diikuti, tetapi sayangnya itu tidak terjadi.
Dengan memberi batasan, ini akan mencukupkan diri agar tak terlalu berharap atau terlibat secara fisik maupun emosional dalam masalah orang lain. Ini akan membuat Anda terbebas dari potensi kekecewaan yang bisa saja terjadi.
Pertemanan adalah jalan dua arah dan saling bertukar welas asih satu sama lain. Ketika Anda berdiri tegak dan menetapkan batasan yang jelas, konflik dan rasa sakit hati akan berkurang ketika askhole datang untuk meminta nasihat dan pendapat.
Dengan adanya siklus pertemanan, hadirlah tingkat tanggung jawab dan usaha bersama. Memang tidak ada yang lebih buruk daripada merasa dimanfaatkan atau diperlakukan tidak adil.
Terakhir, yang terpenting, kita perlu memastikan bahwa diri kita bukan askhole di hadapan teman-teman kita. Hal itu bisa dimulai dengan, misalnya, memilih orang-orang yang bisa kita percayai. Kita bisa mendengarkan dia, menyerap nasihatnya, dan syukur-syukur melakukan yang ia sarankan supaya kita tidak tergelincir menjadi bedebah-yang-kerjanya-minta-saran-tapi-tidak-dilakukan.
Mulailah untuk memperlakukan teman-teman kita sebagaimana kita ingin diperlakukan. Berkomunikasilah dengan cara yang baik. Dengan begitu, hubungan perkawanan akan menjadi dinamika yang lebih sehat dan menyenangkan. [dmr]