BARISAN.CO – Belakangan, data dan statistik adalah penentu di balik keputusan sebuah klub sepak bola untuk membeli pemain baru.
Berbeda dengan sebelumnya, biasanya transfer pemain marak terjadi selepas gelaran turnamen mayor, seperti Piala Eropa atau Piala Dunia. Namun, tren seperti itu kini sudah jarang terjadi.
Rekrutmen pemain sekarang makin canggih. Keputusan klub membeli pemain saat ini berdasarkan pada data dan statistik.
Bermain memukau hanya dalam satu turnamen saja tak cukup, malah banyak klub yang memantau pemain incarannya dalam waktu yang lama, mulai dari setahun atau dua tahun, bahkan bisa lebih lama lagi.
Scouting Tradisional
Dahulu, merekrut pemain berdasarkan pada pandangan mata cukup bagi pelatih untuk memberikan keputusan. Adapun, saat itu, statistik yang tersedia hanya memuat sebatas jumlah tembakan, gol, assist dan beberapa lainnya, yang bisa dibilang standar.
Itulah metode scouting tradisional. Metode yang berhasil merekrut Cristiano Ronaldo ke Manchester United (MU). Dimana saat itu, Sir Alex Ferguson, pelatih MU langsung jatuh hati padanya saat melihat langsung permainannya. Itu sebabnya, dengan metode ini, ajang mayor seperti Piala Eropa atau Piala Dunia pada saat itu menjadi momen untuk berburu pemain baru.
Sayangnya, lantaran kurang akurat, metode ini perlahan kemudian tergantikan. Metode ini memungkinkan terjadinya bias. Misal, bisa jadi saat pemandu bakat datang, pemain sedang bermain jelek.
Padahal, di laga-laga biasa dia bermain dengan sangat baik. Pun, sebaliknya, ketik pemandu bakat datang, pemain sedang bermain bagus, padahal biasanya permainannya buruk.
Belum lagi, ada kemungkinan bias subjektif dari pemandu bakat sendiri. Dimana ia memasukkan daftar nama pemain incaran berdasarkan kesukaannya. Padahal, pemain yang dia sukai belum tentu pemain yang dibutuhkan timnya.
Sepak Bola Modern
Zaman makin canggih, dan metode scouting tradisional telah disempurnakan dengan data dan statistik. Pemandu bakat kini akan mengincar pemain berdasarkan kriteria yang disodorkan pelatih atau klub. Setelah itu, barulah nama pemain diperoleh dengan lampiran data dan statistik.
Dari nama-nama calon pemain yang akan diincar, pemandu bakat akan menggolongkannya berdasarkan skala. Dari yang paling sesuai kriteria dan layak direkrut sampai yang hanya memenuhi beberapa kriteria dan berkemungkinan kecil untuk direkrut.
Proses selanjutnya, pemandu bakat akan melakukan eye test, yaitu melihat permainan pemain yang diincar secara langsung di lapangan atau dari video. Apakah pemain bermain bagus sesuai dengan data dan statistik ataukah tidak.