Perlu adanya kerja sama antar lapisan masyarakat demi mewujudkan ekonomi sirkular dan menghasilkan manfaat yang diharapkan ke depannya.
BARISAN.CO – Ekonomi sirkular ialah pendekatan sistemik pembangunan ekonomi yang dirancang untuk menguntungkan bisnis, masyarakat, dan lingkungan. Berbeda dengan model linier, ekonomi sirkular dirancang secara regeneratif yang bertujuan memisahkan pertumbuhan dari konsumsi sumber daya yang terbatas secara bertahap.
Ellen Macarthur Foundation menyebut terdapat tiga prinsip ekonomi sirkular, yakni menghilangkan limbah dan polusi, mengedarkan produk dan bahan, serta regenerasi alam. Hal ini didukung oleh transisi ke energi dan material terbarukan. Ekonomi sirkular memisahkan aktivitas ekonomi dari konsumsi sumber daya alam yang terbatas. Ini akan menjadi sistem tangguh yang baik bagi bisnis, manusia serta lingkungan.
Institusi, pemerintah, dan kota memainkan peran penting dalam menciptakan dan memungkinkan kondisi ekonomi sirkular untuk muncul dan berkembang. Dengan menetapkan arah untuk menggerakkan inovasi dan investasi. Ekonomi sirkular mampu menyediakan kerangka kerja yang memungkinkan pemerintah dan kota guna mewujudkan ambisi ekonomi, lingkungan, serta sosial.
Sistem ini berperan dalam dekabornisasi sistem dan regenerasi wilayah, kebutuhan untuk mendesain ulang rantai nilai terintegrasi, kebiasaan konsumsi, dan pendekatan terhadap daur ulang.
Lima Manfaat Ekonomi Sirkular
Tingkat konsumsi yang meningkat berdampak buruk bagi manusia, satwa liar, serta planet bumi. Dengan ekonomi sirkular, limbah dan polusi dirancang, produk dan bahan makanan disimpan lebih lama, serta sistem alami bisa regenerasi.
“Ketika pendekatan sirkular terhadap keberlanjutan mulai berkembang, manusia menemukan dirinya di dalam lingkaran, bukan di luarnya.”Michael Schwarz (Inisiator dan Direktur di Sustainism Lab)
Mengutip World Resources Institute, lebih dari 200 pakar dari 100 organisasi membantu mengembangkan Agenda Aksi Ekonomi Sirkular berupa serangkaian publikasi yang menganalisis potensi dampak serta menyerukan tindakan di lima sektor utama, yakni plastik, tekstil, elektronik, makanan, dan peralatan modal seperti mesin, peralatan pertanian, dan infrastruktur manufaktur.
Agenda Aksi menunjukkan adanya lima peluang terkait dengan peralihan ke ekonomi sirkular, yaitu:
1. Memanfaatkan sumber daya yang terbatas dengan lebih baik.
Konsep ekonomi sirkular adalah tentang memanfaatkan sumber daya alam dengan lebih baik. Setiap tahun, sejumlah besar bahan bakar fosil digunakan untuk memproduksi pakaian dari serat sintetis. Produksi tekstil termasuk pertanian kapas menggunakan hampir 100 miliar meter kubik air per tahun, sekitar 4 persennya mengambil air tawar global. Di saat bersamaan, orang-orang membuang pakaian yang masih dapat dipakai dengan nilai sekitar US$460 miliar per tahun.
Menciptakan ekonomi sirkular berarti tekstil beralih ke bahan daur ulang untuk mengurangi jumlah lahan, air, dan bahan bakar fosil guna memproduksi pakaian baru. Mengubah pola konsumsi dalam upaya mengurangi pembelian baru dan membuat pakaian tetap dipakai lebih lama, misalnya mengembangkan pasar barang bekas dan sewa serta mengubah budaya fast fashion.
Saat ini, ada berbagai aplikasi yang dikembangkan untuk menjadi beli barang bekas, diantaranya seperti Carousell, OLX, dan lain-lain. Banyak orang yang menjual barang preloved dengan harga murah.
Begitu juga untuk sewa pakaian, contohnya saja, aplikasi Style Theory yang menyediakan pakaian desainer berkualitas yang dapat disewa. Melalui aplikasinya, pakaian diantar ke depan pintu rumah dan setelah tidak digunakan, pihak Style Theory akan mengambilnya kembali. Bahkan, tidak perlu mencucinya karena mereka yang akan menyuci pakaian yang dipinjam oleh penyewa.
2. Mengurangi emisi
Sekitar 45 persen emisi gas rumah kaca global berasal dari penggunaan produk dan manufaktur, serta produksi pangan. Strategi ekonomi sirkular dapat mengurangi penggunaan sumber daya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca global sebanyak 39 persen dan berperan mencegah dampak berbahaya dari perubahan iklim.