Scroll untuk baca artikel
Kontemplasi

Akhlak Kepada Sesama Manusia, Orang yang Paling Dicintai Rasulullah

Redaksi
×

Akhlak Kepada Sesama Manusia, Orang yang Paling Dicintai Rasulullah

Sebarkan artikel ini

Akhlak kepada sesama manusia, sesungguhnya pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik. Sebaik-baik seorang hamba yang baik akhlaknya kepada orang lain

BARISAN.CO – Rasulullah Saw diutus Allah Swt salah satu tujuannya yakni memperbaikai akhlak yang buruk menjadi baik. Bahkan dalam diri Rasulullah Saw ada teladan yang baik, sebagaimana Allah Swt berfirman dalam surah Al-Ahzab ayat 21:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al Ahzab: 21).

Akhlak adalah ada sifat terpuji yang melekat pada diri seseorang. Sifat yang melekat pada dirinya yakni ucapan, tindakan dan perilakuknya memiliki akhlak yang baik.

Sebagaimana Nabi Muhammad Saw sebelum diangkat menjadi Rasul memiliki akhlak yang baik, sejak kecil ia sudah mendapatkan gelar al-amin yakni orang yang jujur. Kejujuran inilah yang paling utama akhlak terpuji yang dinilai orang lain.

Ada tiga akhlak yang harus dimiliki seorang hamba yakni akhlak pada diri sendiri, akhlak kepada Allah Swt dan akhlak kepada sesama manusia dan lingkungan. Seorang hamba dinilai dari akhlaknya bukan dari seberapa banyak harta yang dimiliki.

Dari Abu Hurairah Ra, ia berkata Rasulullah Saw bersabda:

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا

Kaum mukminin yang paling baik ialah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Abu Dawud).

Dari ketiga akhlak tersebut salah satu akhlak yang berhubungan dengan sesama yakni akhlak kepada sesama manusia. Oleh karena hendaknya dengan sesame, seseorang harus memiliki akhlak yang terpuji.

Akhlak kepada sesama manusia, seperti bagaimana berhubungan dengan tetangga, masyarakat, maupun dengan sahabat. Adapun akhlak kepada sesama contohnya seperti memuliahkan tamu, tetangga, bersikap rendah hati, menghormati orang lain dan berprasangka baik kepada sesame.

Dari Abu Tsa’labah Al Khusyani Rasulullah Saw bersabda:

ع أَحَبُّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبُكُمْ مِنِّي مَحَاسِنُكُمْ أَخْلَاقًا وَإِنَّ أَبْغَضَكُمْ إِلَيَّ وَأَبْعَدَكُمْ مِنِّي مَسَاوِيكُمْ أَخْلَاقًا الثَّرْثَارُونَ الْمُتَشَدِّقُونَ الْمُتَفَيْهِقُونَ

Orang yang paling saya cintai dan yang paling dekat denganku (kelak di akhirat) adalah orang yang paling baik akhlaknya. Dan orang yang paling saya benci dan paling jauh denganku (kelak di akhirat) adalah orang yang paling buruk akhlaknya. Yaitu mereka yang banyak berbicara dan suka mencemooh manusia dengan kata-katanya.” (HR. Ahmad).

Akhlak kepada sesama adalah sikap antara manusia dengan orang lain. Hal ini juga diterangkan dalam kitab Al-Hikam karya Ibnu Athaillah, betapa pentingnya memiliki akhlak kepada sesama manusia.

Islam meletakan dasarnya pada akhlak sebagai bentuk pemulyaan, karena manusia menentukan baik dan buruknya kehidupan ini. Oleh karena ini seseorang hendaknya melawan akhlak yang buruk yakni sifat-sifat hawa nafsu.

Adapun sifat-sifat nafsu yang berdampak langsung kepada sesama manusia antara lain, berprasangka buruk, iri dengki, pelit, dendam, adu domba, kejam terhadap orang lain, memusuhi manusia, menggunjing kejelekan orang lain, tidak punya malu, dan tidak berbelas kasihan kepada makhluk.

Sebagaimana Rasulullah bersabda:

َ ﺇِﻳَّﺎﻛُﻢْ ﻭَﺍﻟﻈَّﻦَّ ﻓَﺈِﻥَّ ﺍﻟﻈَّﻦَّ ﺃَﻛْﺬَﺏُ ﺍﻟْﺤَﺪِﻳﺚِ ﻭَﻟَﺎ ﺗَﺤَﺴَّﺴُﻮﺍ ﻭَﻟَﺎ ﺗَﺠَﺴَّﺴُﻮﺍ ﻭَﻟَﺎ ﺗَﺤَﺎﺳَﺪُﻭﺍ ﻭَﻟَﺎ ﺗَﺪَﺍﺑَﺮُﻭﺍ ﻭَﻟَﺎ ﺗَﺒَﺎﻏَﻀُﻮﺍ ﻭَﻛُﻮﻧُﻮﺍ ﻋِﺒَﺎﺩَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺇِﺧْﻮَﺍﻧًﺎ

Jauhilah prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah ucapan yang paling dusta, janganlah kalian saling mendiamkan, janganlah suka mencari-cari isu, saling mendengki, saling membelakangi, serta saling membenci, tetapi, jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Bukhari)