BARISAN.CO – Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, mengungkapkan penyebaran cacat monyet di lebih 70 negara merupakan situasi luar biasa yang layak dikategorikan sebagai darurat global. Keputusan ini adalah yang pertama kali diambil oleh Kepala Badan Kesehatan PBB tersebut.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menjelaskan, pengambilan keputusan ini karena kurangnya konsensus di antara para ahli yang bertugas di komite darurat badan kesehatan PBB.
“Kami memiliki wabah yang telah menyebar ke seluruh dunia dengan cepat melalui modepenularan baru yang kami pahami terlalu sedikit dan yang memenuhi kriteria dalam peraturan kesehatan internasional,” kata Tedros seperti dilansir Associated Press (AP), Minggu (24/7/2022).
“Saya tahu ini bukan proses yang mudah atau langsung dan ada perbedaan pandangan di antara para anggota komite,” tambahnya.
Dengan dikategorikannya cacar monyet ke dalam keadaan darurat kesehatan global diharapkan komunitas global akan menganggap serius wabah ini.
Apa itu Darurat Global?
Darurat global adalah tingkat kewaspadaan tertinggi yang dimiliki WHO, tetapi bukan berarti penyakit bersangkutan mudah menular atau mematikan.
Deklarasi serupa pernah dipakai WHO atas wabah virus Zika tahun 2016 yang meluas di Amerika Latin. Dan penyakit polio yang saat ini terus diupayakan pemberantasannya.
Sebelumnya pada 2014 wabah Ebola di Afrika Barat juga dinyatakan sebagai darurat dan yang paling terbaru adalah Covid-19.
Sejarah Cacar Monyet
Monkeypox atau cacar monyet, disebut demikian karena pertama kali ditemukan pada monyet. Terkait dengan virus cacar mematikan yang telah diberantas pada tahun 1980, tetapi jauh lebih ringan.
Sebagaimana dilansir dari kompas tv, strain yang saat ini beredar di luar Afrika adalah yang lebih ringan dari dua versi yang diketahui.
Ketika infeksi cacar monyet melonjak di seluruh dunia memicu rebutan vaksin, dunia melihat bagaimana penyakit itu menyebar sejak pertama kali muncul di Afrika pada 1970-an.
1970: Kasus pertama pada manusia
Cacar monyet manusia pertama kali diidentifikasi tahun 1970 di Zaire (sekarang Republik Demokratik Kongo) pada seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun.
Ini menjadi endemik di hutan hujan tropis Afrika tengah dan barat, di mana 11 negara melaporkan kasus infeksi tersebut.
Virus ini ditularkan melalui kontak dekat dengan hewan yang terinfeksi, kebanyakan hewan pengerat, atau manusia.
2003: Wabah pertama di luar Afrika
Pada Juni 2003, penyakit ini muncul di Amerika Serikat (AS), pertama kali terdeteksi di luar Afrika.
Penyakit ini diyakini menyebar setelah hewan pengerat, yang diimpor ke AS dari Ghana, menginfeksi anjing padang rumput.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit CDC AS melaporkan 87 kasus tetapi tidak ada kematian.
2017: Epidemi di Nigeria
Pada 2017 membawa wabah besar di Nigeria, dengan lebih dari 200 kasus yang dikonfirmasi. Dan tingkat kematian sekitar tiga persen, menurut WHO.
Selama lima tahun setelahnya, kasus sporadis dilaporkan di seluruh dunia pada pelancong yang datang dari Nigeria, terutama di Inggris, Israel, Singapura, dan Amerika Serikat.
Mei 2022: Lonjakan di luar Afrika
Pada Mei 2022, sejumlah besar kasus terdeteksi di negara-negara di luar Afrika. Yang mana orang-orang terebut tidak memiliki hubungan perjalanan ke wilayah tersebut.
Sebagian besar dari mereka yang terkena dampak adalah pria gay. [rif]