“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.” (QS. An-Najm: 39).
BARISAN.CO – Acapkali sering mendengar kata “Ikhtiar” yang dikaitkan dengan kesuksesan, selanjutnya baru diminta untuk berdoa dan tawakal. Lantas apa arti ikhtiar dan bagaiaman menerapkannya agar meraih kesuksesan.
Iktihar berasal dari bahasa arab (االختيار) artinya memilih. Sedangkan secara istilah adalah perilaku berusaha sungguh-sungguh seorang hamba dengan cara yang baik untuk memperoleh yang dikehendaki atau kesuksesan.
Soal ikhtiar biasanya dianalogikan atau perumpaan dan dicontohkan pada hewan cicak. Meski hidupnya menempel di tembok, cicak tetap berusaha ikhtiar untuk menunggu makanannya. Begitu juga burung-burung saat waktu pagi mereka pergi dari sarangnya dan kembali sore sudah dalam keadaan kenyang.
Begitulah perihal ikhtiar yang dianalogikan Allah Swt meski mereka makhluk yang lemah. Allah akan memberikan rezeki kepada setiap makhluknya. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw, dari Umar bin Khatab. Rasulullah Saw bersabda:
لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصاً وَتَرُوحُ بِطَاناً
Artinya: “Seandainya kalian betul-betul bertawakal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rizki sebagaimana burung mendapatkan rizki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang.” (HR. Ahmad).
Hal ini mengisyaratkan kepada manusia bahwa setiap orang diperintahkan untuk berusaha dan berharap semata-mata kepada Allah Swt. Adapun dalil ataupun landasan manusia untuk berusaha atau ikhtiar sebagaimana Allah Swt berfirman dalam surah An-Najm ayat 39:
وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَٰنِ إِلَّا مَا سَعَىٰ
Artinya: “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.” (QS. An-Najm: 39).
Bahkan Allah Swt memerintahkan hambanya setelah mengabdi atau beribadah wajib untuk bertebaran atau mencari rezeki. Allah Swt berfirman dalam surah Al-Jumu’ah ayat 10:
فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَٱبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِ ٱللَّهِ وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Artinya: “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. Al-Jumu’ah: 10)
Hal ini mengisyaratkan bahwasanya pentingnya ikhtiar bagi kehidupan manusia yang dapat dipetik nilai-nilainya bahwa bentuk penghambaan yakni jangan lelah untuk berusaha. Karena setiap tetes keringat untuk mendapatkan rezeki yang halal sangat bernilai.
Jadi jangan merasa lemah ataupun sombong dalam menyikapi kehidupan dunia ini. Terlebih lagi jika sering meminta bantuan atau menjadi peminta-minta yang berujung pada merepotkan orang lain. Allah Swt lebih mencintai hambanya untuk selalu berusaha.
Hal ini dicontohkan sebagaimana sabda Rasulullah Saw:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لأَنْ يَحْتَطِبَ أَحَدُكُمْ حُزْمَةً عَلَى ظَهْرِهِ خَيْرٌ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ أَحَدًا فَيُعْطِيَهُ أَوْ يَمْنَعَهُ (رواه البخاري)
Artinya: “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya. Sungguh, salah seorang dari kalian pergi yang mengambil talinya lalu dia mencari kayu bakar dan dipikulkan ikatan kayu itu di punggungnya. Itu lebih baik baginya daripada ia meminta-minta kepada seseorang, baik orang itu memberi maupun tidak memberinya.” (HR. Bukhari).
Hikmah ikhtiar yang dapat dipetik dari dalil quran maupun hadis yang telah dijelaskan di atas yakni, Pertama, bahwasanya Allah Swt menyukai hambanya yang senantiasa selalu berusaha. Sehingga sangat bermartabat di sisi manusia dan juga terhormat di mata Allah Swt.