Scroll untuk baca artikel
Gaya Hidup

Aurel Oktavia, Karakter Otentik Dangdut Berbahasa Jawa Jadi Aset Berharga

Redaksi
×

Aurel Oktavia, Karakter Otentik Dangdut Berbahasa Jawa Jadi Aset Berharga

Sebarkan artikel ini

Pedangdut asal Malang, Aurel Oktavia bertekad membawa dangdut berbahasa Jawa bisa semakin moncer di masa depan.

BARISAN.CO – Musik dangdut digemari masyarakat Indonesia karena memiliki ciri khas, sehingga enak didengar. Musik dangdut tidak hanya dibawakan dalam lagu bahasa Indonesia namun juga berbahasa Jawa. Pemusik dangdut jawa Aurel Oktavia menjadi salah satu pedangdut yang menyanyikan lagu berbahasa Jawa.

Meski dulu musik dangdut dianggap identik musiknya orang pinggiran, tidak membuat penyanyi dangdut asal Malang ini untuk terus berusaha memeriahkan belantika musik Indonesia.

Lagu dangdut berbahasa jawa atau dikenal juga dengan musik campursari memiliki pengemarnya sendiri. Tidak hanya kalangan orang tua, kini sudah mulai merambah ke anak-anak muda.

Sepeninggal ikon penyanyi lagu Jawa, Didi Kempot, wajah-wajah musisi yang biasa menyanyikan lagu Jawa, silih berganti mewarnai blantika musik tanah air.

Salah satu pemusik yang saat ini fenomenal yakni Denny Caknan, penyanyi dan pencipta lagu koplo yang populer sejak membawakan lagi Kartonyono Medot Janji.

Lalu ada Helarius Daru Indrajaya atau biasa akrab disapa Ndarboy Genk, Dory Harsa, dan Sonny Josz. Banyuwangi juga menyumbang penyanyi lagu Jawa, yaitu Cak Diqin dan generasi di bawahnya, Farel Prayoga.

Farel merupakan musisi cilik berusia 12 tahun yang sukses membetot perhatian publik, berkat penampilannya saat peringatan HUT RI ke-77 di Istana Negara.

Aurel Oktavia dan genre dangdut berbahasa Jawa

Pedangdut asal Malang, Aurel Oktavia berkeinginan untuk membawakan genre dangdut berbahasa Jawa naik kelas.

Kini Aurel rela hijrah ke Jakarta dan bernaung di bawah label musik Andromeda Record sejak awal 2022.

Latar belakang Aurel sampai menekuni dangdut ini cukup unik dan menarik. Gadis Malang ini awalnya justru dikenal saat memenangkan lomba melafalkan ayat-ayat suci Al-Quran (Qori’) mewakili Provinsi Jawa Timur di ajang Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ).

Aurel adalah anak pasangan Usep Hidayat dan Siti muntama. Niatnya menekuni dangdut awalnya sempat ditentang keras oleh sang ayah. Namun Aurel kemudian bisa meyakinkan orangtuanya dengan mencari rezeki dari panggung ke panggung di Jawa Timur.

Usep pun luluh dan merestui jalan hidup yang dikehendaki Aurel. “Selama niat kita baik, termasuk untuk membanggakan orang tua, yakin saja orang tua pasti akan merestui,” kata Aurel mengenang awal ia merintis karir di panggung musik.

Nama Aurel perlahan semakin dikenal di kalangan pecinta dangdut. Para penggemar Aurel pun menyebut dirinya sebagai Uwel Lover. Mereka tidak hanya menyukai suara Aurel yang merdu, tetapi juga karakternya yang sangat sopan ke penggemarnya.

Kiprah Aurel di ibu kota ditandai dengan kemunculan single perdana berjudul “Lemah Teles” yang diciptakan oleh Vicky Prasetyo. Suara merdu Aurel di single “Lemah Teles” ini bahkan menjadi soundtrack di Sinetron RT Kampung Ambyar, MNCTV.

Tak berhenti sampai disitu, Aurel kemudian meluncurkan single baru lain yang berjudul “Tamu Kondangan”. Dalam lagu Tamu Kondangan, Aurel Oktavia kembali menggunakan bahasa Jawa.

Lirik lagu Tamu Kondangan sendiri menceritakan tentang kisah perempuan yang hancur karena ditinggal nikah tiba-tiba oleh kekasihnya. Tanpa ada kabar, tahu-tahu ia mendapat undangan dari kekasihnya yang hilang dengan wanita lain.

“Banyak generasi muda yang menikmati dan menyukai musik berbahasa Jawa sebagai media ekspresi rasa dan emosi mereka. Jadi wajar kalau single lagu saya juga banyak mengambil tema yang bisa mewakili perasaan anak muda kita,” tutur Aurel.

Aurel pun optimis dengan popularitas lagu berbahasa Jawa ini akan terus terdongkrak. Mengingat sudah terbentuknya kelompok penggemar musik berbahasa Jawa seperti Sobat Ambyar. “Realitas ini pula yang menyuntikkan semangat buat penyanyi wajah baru seperti saya. Lagu-lagu berbahasa Jawa harus eksis dan mapan,” ujar Aurel.