Scroll untuk baca artikel
Gaya Hidup

Produk Apa yang Paling Sering Dibeli dengan Paylater?

Redaksi
×

Produk Apa yang Paling Sering Dibeli dengan Paylater?

Sebarkan artikel ini

Seiring menurunnya ekonomi, maka akan meningkatkan permintaan solusi kredit berbiaya rendah, seperti paylater.

BARISAN.CO – Banyak orang yang menggunakan paylater sebagai metode pembayaran e-commerce. Bahkan, akhir tahun lalu, di Twitter sempat ramai spill tagihan yang harus dibayarkan.

Menurut survei Jakpat terbaru, produk yang paling sering dibeli orang dengan menggunakan metode pembayaran ini adalah produk fesyen (43,5%). Kemudian disusul, alat elektronik (41,8%), handphone dan aksesoris (33,1%), perawatan dan kecantikan (28,7%), serta makanan atau minuman (28,6%).

Sementara, alasan mayoritas orang menggunakannya karena kebutuhan mendesak (56,5%), mendapatkan promo (53%), membantu mengelola keuangan (29,2%), dan ingin selalu up-to-date (9,6%).

Survei tersebut menggunakan jenis pertanyaan multiple answer, di mana responden dapat memilih lebih dari satu jawaban.

Paylater adalah jenis pembiayaan jangka pendek yang memungkinkan pelanggan melakukan pembelian dan membayarnya di kemudian hari.

Sebuah studi Juniper Research memperkirakan, jumlah pengguna paylater akan melampaui angka 900 juta secara global di tahun 2027, atau meningkat 157% dari 360 juta pengguna pada tahun 2022. Proyeksi itu didorong penurunan ekonomi yang akan meningkatkan permintaan akan solusi kredit berbiaya rendah.

Sementara, secara global, nilai market paylater di tahun 2029 diperkirakan, akan mencapai US$90,51 miliar.

Swedia mendominasi dengan jumlah penduduk paling banyak melakukan pembayaran dengan paylater. Sedangkan, Indonesia berada di urutan ke-14.

Risiko Pembayaran dengan Paylater

Setiap perusahaan fintech rata-rata memiliki persyaratan layannya sendiri. Namun, biasanya, dengan fungsi cicilan point-on-sale. Saat checkout, pelanggan melakukan pembelian dari toko dan memilih pembayaran paylater.

Untuk menggunakannya, memang tidak diperlukan pemeriksaan skor kredit lewat BI Checking. Akan tetapi, Nasdaq mengungkapkan, salah satu risiko utamanya adalah orang cenderung membelanjakan uang lebih banyak untuk barang-barang yang umumnya tidak mampu dibeli jika harus membayar di muka.

Hal ini membuat utang berlebihan yang mungkin sulit dikelola oleh sebagian orang.

Menurut Biro Perlindungan Keuangan Konsumen AS (CFPB), hampir sepertiga dari pengguna paylater berjuang melakukan pembayaran dan untuk menghindari default pada rencananya, sehingga mereka harus melewatkan pembayaran tagihan penting.

Akibatnya, hampir 1 dari 4 orang Amerika yang telah menggunakan metode pembayaran ini segera menyesal atas keputusannya.

“Paylater direkayasa untuk mendorong konsumen membeli lebih banyak dan meminjam lebih banyak. Sehingga, peminjam dapat dengan mudah mengambil beberapa pinjaman dalam jangka singkat ke beberapa pemberi pinjaman, kemudian mungkin memiliki efek pada utang lainnya,” ungkap CFPB.

Agar dapat terhindar dari risiko paylater, berikut ini langkah-langkah yang bisa diterapkan;

  1. Pastikan kita memahami tingkat bunga atau biaya yang akan dikenakan jika melewatkan pembayaran,
  2. Jangan membeli barang yang biasanya tidak dibeli hanya karena adanya tawaran sebagai bagian dari program paylater,
  3. Selalu baca syarat dan ketentuan dengan hati-hati,
  4. Buat pengingat untuk diri sendiri tentang pembayaran yang akan datang atau tanggal jatuh tempo, dan
  5. Pastikan beli barang yang memang sangat dibutuhkan.

Kemudahan yang ditawarkan dari metode paylater terbilang menggiurkan. Sayangnya, saat jatuh tempo, kita bisa kelabakan untuk membayar tagihan.