Barisan.co – Seni senantiasa berkembang seiring dengan tumbuhnya kebudayaan masyarakat. Munculnya peradaban Islam ketika terjalin hubungan timbal balik antara kebudayaan orang-orang arab dengan kebudayaan non-arab. Seiring dengan perkembangan ajaran agama Islam.
Umat Islam mulai tumbuh kesadaran adanya karya-karya seni. Karya seni ini sebagai media untuk mengekspresikan pandangan hidupnya. Sehingga tidak heran jika Al-Quran dianggap kitab sastra terbesar.
Seni sebagai pandangan hidup menjadi alat untuk berdakwah. Umat Islam pun mulai membangun bentuk-bentuk karya seni. Secara perlahan mengembangkan gaya dan memiliki ciri khusus sebagai sumbangsih kebudayaan masyarakat.
Sumbangsih kebudayaan itu salah satunya yakni seni kaligrafi. Seni Kaligrafi biasanya dikenal dengan Khath atau seni tulis. Seni kaligrafi mulai berkembang pesat seiring perkembangan ajaran Islam melalui kitab suci Al-Quran. Di Indonesia seni Kaligrafi muncul juga seiring masuknya agama Islam.
Apakah seni kaligrafi itu? Kata Kaligrafi berasal dari bahasa latin “kalios” yang memiliki arti indah. Begitupun juga arti Kaligrafi yakni “graph” yang berarti tulisan atau aksara. Sedangkan dalam bahasa arab, tulisan indah ini disebut “khath.”
Mengutip D. Sirojuddin dalam bukunya Seni Kaligrafi Islam, arti Kaligrafi memiliki pengertian suatu ilmu yang memperkenalkan bentuk-bentuk huruf tunggal, letak-letaknya dan cara-cara penerapannya menjadi sebuah tulisan yang tersusun. Atau apa-apa yang ditulis di atas garis-garis sebagaimana menulisnya dan membentuknya mana yang tidak perlu ditulis, mengubah ejaan yang perlu diubah dan menentukan cara bagaimana untuk mengubahnya. (2000:3).
Khath
Asal seni Kaligrafi tidak dapat terlepas dari perintah Allah Swt yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw yang tertuang dalam Al-Quran surat Al-Alaq ayat 1-5. Artinya: ““Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajari (mausia) dengan parantaraan kalam. Dia mengajari manusia apa yang belum diketahuinya”.
Seni kaligrafi merupakan seni arsitektur yang ditulisakan sebagai bentuk rasa kecintaan atas keindahan. Sehingga seni kaligrafi atau khath ini sebagai bentuk kesenian yang memiliki aturan khas. Tumbuh secara lepas dan terpadukan dalam bagian-bagian unsur bangunan yang memiliki makna keindahan itu sendiri.
Salah satu fakta yang mempesona dalam sejarah seni dan budaya Islam ialah keberhasilan bangsa Arab, Persia, Turki dan India dalam menciptakan bentuk-bentuk dan gaya tulisan kaligrafis ke berbagai jenis variasi, antara lain: Kufi, Riq’ah, Diwani, Tsuluts, Naskhi dan lain-lain.
Seperti dalam surat Al-Alaq tentang perintah membaca dan menulis (kalam). Perintah menulis “Kalam” memiliki kaitan erat dengan seni kaligrafi. Dapat diartikan juga bahwa kalam sebagai penunjang ilmu pengetahuan.
Sedangkan asal usul kaligrafi itu sendiri tidak terlepas dari peradaban tulis. Ketika manusia sudah mulai pandai menuliskan atau membuat pola bentuk di batu, kayu, maupun kulit. Pendapat tentang asal muasal kaligrafi banyak pandangan. Namun cerita-cerita keagamaanlah juga tidak dapat dilepaskan.
Asal Usul
Nabi Adam sebagai manusia pertama dianggap orang yang pertama kali mengenal kaligrafi. Kemampuan seni kaligrafi Nabi Adam datang dari Allah Swt secara langsung. Sebagaimana firman Allah Swr dalam Surat Al-Baqarah ayat 31: “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama seluruhya…. “
Ada juga lagi cerita-cerita keagamaan lainnya. Misalnya, banyak yang percaya bahwa bahasa atau sistem tulisan berasal dari dewa-dewa. Nama Sanskerta adalah Devanagari, yang berarti “bersangkutan dengan kota para dewa”. Perkembangan selanjutnya mengalami perubahan akibat pergeseran zaman dan perubahan watak manusia.