Kesurupan bukan sekadar kisah mistik, tetapi realitas yang telah disebut dalam Al-Qur’an. Nabi Sulaiman bahkan memiliki doa khusus untuk menaklukkan makhluk halus yang merasuki manusia.
BARISAN.CO – Kesurupan bukanlah fenomena baru dalam kehidupan manusia. Sejak zaman dahulu, banyak kisah dan catatan yang menunjukkan bahwa makhluk gaib seperti jin bisa memengaruhi manusia.
Dalam pandangan Islam, kejadian ini bukan sekadar gangguan psikologis, melainkan bisa jadi bentuk interaksi makhluk halus dengan manusia. Maka tak heran bila ada doa dan amalan Sulaiman yang diyakini mampu mengatasi orang kesurupan.
Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ al-Fatawa menjelaskan:
“Jin yang masuk dalam tubuh seseorang itu akan menyebabkan dia berbicara dengan kata yang tidak runtut. Tak lagi mengenali dirinya, bahkan untuk kasus yang parah, dia bisa membunuh unta tanpa dia sendiri menyadarinya.”
Pernyataan ini menggambarkan betapa kuatnya pengaruh jin terhadap jasad manusia ketika seseorang sedang kesurupan. Namun di sisi lain, sains modern memandang fenomena ini dari perspektif medis.
Dalam dunia psikiatri, kesurupan dapat dikaitkan dengan kondisi seperti schizophrenia, tourette syndrome, epilepsi, atau gangguan disosiatif, di mana seseorang kehilangan kendali kesadaran sesaat.
Meski begitu, dalam banyak kasus terutama di masyarakat muslim, penyebab supranatural masih dianggap dominan terutama jika kesurupan terjadi secara massal atau setelah pelanggaran terhadap tempat keramat.
Menariknya, Al-Qur’an juga menyinggung tentang kondisi orang yang kesurupan dalam konteks spiritual. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 275:
اَلَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ الرِّبٰوا لَا يَقُوْمُوْنَ اِلَّا كَمَا يَقُوْمُ الَّذِيْ يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطٰنُ مِنَ الْمَسِّۗ
“Orang-orang yang makan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena tekanan penyakit gila…“
Ayat ini menunjukkan bahwa gangguan setan terhadap manusia bukan hanya simbolik, melainkan nyata. Hal ini menguatkan pandangan Islam bahwa kesurupan dapat terjadi karena jin yang menguasai tubuh seseorang.
Selain itu, Allah SWT juga mengingatkan bahwa jin adalah makhluk ciptaan Allah yang berbeda dengan manusia, memiliki kehendak dan tanggung jawab sendiri. Sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Kahfi ayat 50:
وَاِذْ قُلْنَا لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اسْجُدُوْا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوْٓا اِلَّآ اِبْلِيْسَۗ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ اَمْرِ رَبِّهٖۗ
“Dan (ingatlah) ketika Kami berkata kepada para malaikat: ‘Sujudlah kamu kepada Adam’, maka mereka sujud kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka dia mendurhakai perintah Tuhannya.”
Ayat ini menjadi dasar keyakinan bahwa jin memang ada, bisa berinteraksi, bahkan menyesatkan manusia jika tidak dilindungi dengan doa dan zikir.









