Scroll untuk baca artikel
Berita

Lesbumi Kota Pekalongan Gelar Pentas Seni Santri, Malam Puncak Peringati Hari Santri Nasional 2025

×

Lesbumi Kota Pekalongan Gelar Pentas Seni Santri, Malam Puncak Peringati Hari Santri Nasional 2025

Sebarkan artikel ini
lesbumi kota pekalongan
Pentas Seni Santri Lesbumi NU Kota Pekalongan

Di tengah cahaya panggung dan denting nada, santri Lesbumi menghidupkan ruh seni yang berpadu dengan doa dan perjuangan.

BARISAN.CO – Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia Nahdlatul Ulama (Lesbumi NU) Kota Pekalongan menggelar Pentas Seni Santri sebagai puncak peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2025, bertempat di Gedung Aswaja Kota Pekalongan, Jumat (24/10/2025) malam.

Acara ini menghadirkan Rais Syuriah PWNU Jawa Tengah, KH Ubaidullah Shodaqoh, serta penampilan musik dari Band Kaukab.

Kegiatan tersebut menjadi ajang ekspresi seni dan budaya santri yang berpadu dengan semangat keagamaan dan kebangsaan.

Beragam penampilan turut memeriahkan malam puncak HSN, mulai dari grup musik Sekar Wangi, Samproh Fatayat NU Kota Pekalongan, Parade Tilawah, hingga Pentas Drama oleh Muslimat NU.

Band Kaukab membuka acara dengan lagu andalan “Aqoid Seket” sebelum dilanjutkan dengan Orasi Budaya KH Ubaidullah Shodaqoh.

Dalam orasinya, Kiai Ubaid menekankan bahwa sastra bukan sekadar keindahan kata, melainkan jalan memahami hakikat ilmu dan kehidupan.

Menurutnya, di pesantren, sastra hidup berdampingan dengan ilmu alat seperti nahwu, shorof, balaghah, mantiq, dan logika.

“Ilmu-ilmu itu bukan hanya sarana memahami teks agama, tapi juga melatih ketepatan berpikir, kehalusan rasa, dan kecermatan bahasa. Ketiganya adalah dasar lahirnya karya sastra yang bermakna,” ungkap Pengasuh Pondok Pesantren Al-Itqon, Bugen Semarang tersebut.

Kiai Ubaid juga menyayangkan kurangnya minat terhadap sastra di sekolah-sekolah umum.

Ia berpesan agar Lesbumi Kota Pekalongan aktif turun ke madrasah-madrasah untuk menumbuhkan pemahaman dan kecintaan terhadap sastra.

Pada malam tersebut, Kiai Ubaid turut membacakan puisi karya penyair Palestina Mahmoud Darwish berjudul “Tunsa, Ka’annaka Lam Takun” (Engkau Dilupakan Seakan Tak Pernah Ada).

Puisi tersebut menggambarkan kefanaan manusia dan jejak makna yang ditinggalkan dalam kehidupan.

Selain pentas seni, Lesbumi Batik Kota Pekalongan juga menggelar Pameran Turats dan Foto Ulama Pekalongan, menampilkan lebih dari 100 kitab karya ulama, manuskrip klasik, dan karya seni kaligrafi santri dari UIN Gus Dur Pekalongan.

Penanggung jawab kegiatan, Najibul Mahbub, menjelaskan pameran ini bertujuan menghidupkan semangat keilmuan dan penghormatan terhadap karya para ulama terdahulu.

“Pameran ini menjadi upaya Lesbumi untuk merawat warisan keilmuan dan seni yang menjadi ciri khas Pekalongan sebagai kota santri dan budaya,” ujarnya. []