π΅πππππ πππ‘πππ π‘ππππ ππππππ‘π’π πππ π‘πππβ πππππ ππ ππππππππ’π‘ ππ¦ππ€π πππππ π ππππππ, ππβπ€π ππππ π¦πππ ππ’ππ’ πππππππππ ππππ π πππππ ππππππβ πππππ ππ. ππππ’π πππ ππ’πππ π ππππ‘π-πππ‘π πππππππ, π‘ππ‘πππ πππππ‘ππ ππ’ππ π¦πππ ππππβ.
ππ’ππβ π πππ‘ππ¦π πππβπππ‘π ππππ’ππππ’ π‘ππππππ ππππππ’π‘ππ¦π, πππ ππ’πππ πππππππ ππππππ’ππππ πππ¦ππππ¦π πππππππ βπππ’π πππ‘π π ππππππ.
BNPB melaporkan bahwa sejak Januari hingga 24 November 2025, telah terjadi 2.919 bencana di Indonesia. Hampir seluruhnya sekitar 99% merupakan bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem.
Dalam beberapa pekan terakhir, kondisi di berbagai daerah semakin parah. Beberapa wilayah seperti Dompu (NTB), Kabupaten Bima, dan sejumlah daerah di Jawa Tengah mengalami banjir dan tanah longsor.
Namun yang paling memprihatinkan adalah situasi di Pulau Sumatra. Curah hujan yang sangat tinggi, ditambah cuaca ekstrem yang berlangsung terus-menerus, telah memicu banjir dan longsor di berbagai wilayah.
Kondisi ini menjadikan Sumatra sebagai salah satu episentrum bencana terbesar di Indonesia pada penghujung tahun. Krisis tersebut semakin diperparah oleh rusaknya hutan dan abai dalam menjaga alam.
Hingga tanggal 28β29 November 2025, tercatat 174 orang meninggal dunia, 79 orang hilang, dan 12 orang luka-luka akibat banjir bandang, hujan ekstrem, dan longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Di Sumatera Utara, 116 orang tewas dan 42 hilang, tersebar di Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Sibolga, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, hingga Pakpak Bharat.
Di Aceh, 35 orang meninggal, disertai rusaknya ratusan rumah dan terputusnya akses ke sejumlah wilayah. Sementara di Sumatera Barat, ditemukan 23 jenazah, dengan ribuan rumah terendam dan banyak warga mengungsi.
Data terbaru (2/12/2025) bencana banjir dan longsor di Sumatera menimbulkan dampak yang sangat besar dengan korban meninggal mencapai 631 jiwa, sementara 472 orang masih hilang dan 2.600 warga mengalami luka-luka.
Total warga terdampak mencapai 3,2 juta jiwa, dan lebih dari 1 juta orang terpaksa mengungsi dari wilayahnya. Secara keseluruhan, 50 kabupaten tercatat mengalami kerusakan parah akibat bencana ini.
Selain korban jiwa, kerusakan pada infrastruktur dan hunian warga juga sangat signifikan. Tercatat 3.500 rumah rusak berat, 2.000 rumah rusak sedang, dan 3.500 rumah rusak ringan, diikuti kerusakan pada 322 fasilitas pendidikan serta 277 jembatan yang terputus.
Data ini menunjukkan skala bencana yang luar biasa dan menjadi peringatan penting mengenai kerentanan lingkungan di Sumatera.
Kerusakan yang ditinggalkan bencana ini sangat luas. Ribuan rumah hancur atau hanyut tersapu arus. Jalan dan jembatan putus, memutus koneksi antara desa dan kota.
Banyak warga harus mengungsi hanya dengan pakaian yang mereka kenakan saat melarikan diri. Di tempat pengungsian, ada yang menunggu kabar keluarga yang hilang, ada yang menangis karena kehilangan segalanya, dan ada pula yang hanya bisa diam karena syok.









