Scroll untuk baca artikel
Blog

A-Politik

Redaksi
×

A-Politik

Sebarkan artikel ini

Bahkan ketika saya jelaskan kalau awal karier politik Jokowi itu ketika jadi walikota Solo pertama didukung oleh Partai yang secara preferensi ideologis dan sering berseberangan dengan partai pendukungnya saat ini dia cukup kaget juga.

Itulah dunia politik praktis di Indonesia, makanya dari awal saya tanya apa tujuan dia sebenarnya tertarik masuk dalam dunia politik praktis. Bahkan karena saking over pragmatisnya mereka itu bicarakan agenda politik demi kepentingan keluarganya semata. Demi kekuasaan dan kepentingan pribadi dan keluarganya.

Teman saya milenial itu mulai meraba raba dan memahami bagaimana dunia politik itu seharusnya dimainkan olehnya. Dalam diskusi selanjutnya dia mulai bertanya, apa itu yang dimaksud dengan manusia politik dan bagaimana sebaiknya politik ideologis itu harusnya diperjuangkan.

Saya langsung tambah bersemangat untuk menjelaskannya. Termasuk diskusikan soal soal konstelasi ideologi ideologi yang ada. Sampai akhirnya dia mulai masuk dalam satu kesimpulan bahwa sepertinya dia ingin masuk ke ruang politik untuk perjuangkan aspirasi nilai nilai dan prinsip politiknya. Dia juga katakan kalau melihat partai politik yang ada pasti akan sulit direalisasikan.

Saya jawab singkat dan padat, ruang politik itu memang demikian..bagi mereka yang semakin mengerti arti politik sesungguhnya maka dia akan semakin menjauhi partai partai politik yang sekarang ada. Kalau mau idealis ya memang sebaiknya dirikan partai politik sendiri saja. Atau mulai bangun organisasi kecil dengan garis ideologi yang kuat dan mantap.

Dia diam seribu bahasa. Sepertinya dia mulai tercerahkan atau mulai bertambah bingung melihat keadaan bangsanya. Saya tidak tahu apa yang ada di pikiranya. Mungkin dia akan memilih jalan politik yang tak biasa. Semoga dia tidak memilih jalan bangun organisasi dengan struktur padat, rigid dan solid seperti organisasi para teroris yang saya contohkan.

Poerwokertoche, 10 April 2022