Menurut laporan terbaru Pusat Hak Asasi Manusia Al-Mezan, selama 15 tahun terakhir, sekitar 5.418 warga Palestina telah terbunuh oleh operasi militer Israel di Jalur. Angka itu termasuk 1.246 anak-anak dan 488 wanita.
Komisi penyelidikan PBB baru-baru ini juga menyelidiki pelanggaran di wilayah Palestina yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur. Dalam laporannya, Israel bertanggung jawab atas pelanggaran HAM berat terhadap warga Palestina.
Menurutnya, laporan itu sangat penting dalam meningkatkan kesadaran global tentang kondisi penderitaan orang Palestina.
“Sejumlah besar bukti faktual, semuanya menunjuk fakta jika negara Israel melakukan kejahatan apartheid dan penganiayaan terhadap orang-orang Palestina,” ungkap Pandor sambil merujuk laporan.
Ini bukan kali pertama Pandor mengimbau agar Israel dinyatakan sebagai negara apartheid. Pada Juni lalu, dia meminta masyarakat internasional untuk mengambil tindakan untuk mengakhiri penderitaan yang dialami warga Palestina. Dia juga meminta pertanggungjawaban Israel atas kondisi tidak manusiawi yang dialami rakyat Palestina selama 73 tahun.
Berbicara selama konferensi yang diselenggarakan oleh Komite PBB tentang Hak-Hak Rakyat Palestina yang Tidak Dapat Dicabut, Pandor menyatakan, anggota PBB harus bertanggung jawab dengan mengambil tindakan.
Pandor melanjutkan, sebagai orang Afrika Selatan, mereka menemukan kesamaan di masa lalu dengan orang Palestina.
“Sekarang saya ingat pemakaman Shireen Abu Akleh dan apa yang terjadi pada peti matinya. Ini mengingatkan saya pada kuburan yang harus kami laksanakan di bawah penganiayaan tentara apartheid,” tegasnya.
Kampanye untuk Shireen
Pandor adalah perwakilan pertama pemerintah Afrika Selatan yang mengecam pembunuhan jurnalis Al Jazeera Palestina-Amerika Shireen Abu Akleh.
Dia membandingkan gangguan kekerasan pada prosesi pemakaman Shireen oleh polisi Israel dengan kekejaman militer apartheid Afrika Selatan.
Setelah sesi konferensi, dia menegaskan kepada SABC, tidak bisa membiarkan masalah Shireen tidak tersentuh.
Pada Juni lalu, Pandor meminta masyarakat internasional untuk mengambil tindakan untuk mengakhiri penderitaan yang dialami warga Palestina dan meminta pertanggungjawaban Israel atas kondisi tidak manusiawi yang dialami rakyat Palestina selama 73 tahun.
Berbicara selama konferensi yang diselenggarakan oleh Komite PBB tentang Hak-Hak Rakyat Palestina yang Tidak Dapat Dicabut, Pandor menyatakan, anggota PBB harus bertanggung jawab dengan mengambil tindakan yang diperlukan.
Pandor melanjutkan, sebagai orang Afrika Selatan, mereka menemukan kesamaan di masa lalu dengan orang Palestina.
“Sekarang saya ingat pemakaman Shereen Abu Akleh dan apa yang terjadi pada peti matinya. Ini mengingatkan saya pada kuburan yang harus kami laksanakan di bawah penganiayaan tentara apartheid,” tegasnya. [rif]