Scroll untuk baca artikel
Lingkungan

Ahli Hidrologi UNSOED: Turunnya Hujan di Luar Musim Penghujan Bisa Dikaitkan Dengan Perubahan Iklim

Redaksi
×

Ahli Hidrologi UNSOED: Turunnya Hujan di Luar Musim Penghujan Bisa Dikaitkan Dengan Perubahan Iklim

Sebarkan artikel ini

“Salah satu dampak perubahan iklim adalah berubahnya pola huja. Bisa juga karena pengaruh siklus perubahan suhu muka air laut di Samudera Pasifik yang dikenal dengan fenomena La Nina,” Yanto Ph.D (Ahli Hidrologi Unsoed)

BARISAN.CO – Akhir-akhir ini, beberapa wilayah di Indonesia, seperti kota Jakarta sering kali turun hujan. Padahal, musim penghujan seharusnya sudah berakhir.

Namun demikian, melansir Kompas, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan, bulan Maret hingga Mei memasuki musim pancaroba atau peralihan.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan, karakteristik cuaca di saat pancaroba itu terjadinya hujan lebat periode singkat yang disertai kilat dan petir.

“Bahkan sering terjadi hujan es, bahkan sering muncul angin kencang dengan kecepatan lebih dari 45 km/jam, terkadang muncul fenomena puting beliung,” ungkap Guswanto.

Guswanto menambahkan, jadi tidak mengherankan, meski puncak musim penghujan sudah berlalu, namun hujan lebat masih sering terjadi. Hujan lebat di masa pancaroba ini sering terjadi di daerah sekitar garis khatulistiwa.

Sedangkan, ahli hidrologi Universitas Jenderal Soedirman, Yanto Ph. D menyampaikan, turunnya hujan di luar musim penghujan bisa dikaitkan dengan perubahan iklim.

“Salah satu dampak perubahan iklim adalah berubahnya pola huja. Bisa juga karena pengaruh siklus perubahan suhu muka air laut di Samudera Pasifik yang dikenal dengan fenomena La Nina,” kata pria kelahiran Blora, Jawa Tengah itu.

Yanto melanjutkan, secara siklus normal, bulan April memang musim pancaroba, tetapi pengaruh perubahan iklim dapat berupa masih tingginya intensitas hujan di musim pancaroba atau musim hujan yang lebih lama.

Masyarakat Indonesia cenderung masih kurang concern terhadap isu lingkungan, termasuk perubahan iklim. Menurut Yanto, langkah yang bisa dilakukan agar isu itu lebih menarik dan diperhatikan melalui pendidikan masyarakat (civic education).

“Sebuah fenomena biasanya diamati oleh para cerdik pandai, disampaikan ke pengambil kebijakan baru untuk dibuat program atau aksi ke masyarakat,” lanjut Yanto. [rif]