Scroll untuk baca artikel
Kolom

Ahmad Sahroni Orang Pintar Sedunia

Redaksi
×

Ahmad Sahroni Orang Pintar Sedunia

Sebarkan artikel ini
Ahmad Sahroni
Ahmad Sahroni/Foto: Instagram

”Orang pintar minum Tolak Angin”.
Orang Pintar Sedunia minum darah rakyat. Ups, salah. Maaf, maksudnya minuman stamina kemanusiaan

Oleh: Yusuf Blegur

AHMAD Sahroni sepertinya punya segalanya. Menyandang pendidikan tinggi. Kaya raya dan memiliki jabatan terhormat. Pengusaha dan politisi yang berproses dari bawah itu, bukan saja hanya bergelimang harta, ia juga menapaki karir yang cemerlang.

Dengan pengalaman segudang yang mengantar kesuksesannya dalam pendidikan, pekerjaan dan organisasi. Selayaknya menjadikan Ahmad Sahroni seorang yang memiliki level tertinggi pada jiwa kepemimpinan dan kemanusiaannya.

Sebagai anggota DPR RI yang dipilih dan sekaligus mewakili rakyat. Ahmad Sahroni dituntut menjadikan dirinya identik dengan rakyat, atau sebaliknya rakyat yang identik dengan dirinya. Sebagaimana hakekat pemimpin dan rakyat yang menyatu.

Tak boleh ada disparitas yang menganga. Terlebih sampai membuat diferensiasi yang mencolok antara Ahmad Sahroni khususnya dan anggota legislatif yang lain pada umumnya, ketika bersanding dengan rakyat. Bukan malah bangga dengan materi dan gaya hidup hedon dan mengabaikan nilai-nilai.

Rekam jejak Ahmad Sahroni yang epik, sejatinya menjadi investasi menjanjikan yang bisa membawanya memasuki labirin kepemimpinan nasional kedepannya.

Namun sayang, di tengah perjalanan Ahmad Sahroni mengalami lebih buruk dari sekedar “slip of the tounge” (terpeleset lidah), jika tak mau disebut arogan atau jumawa. Tak terkontrol, air liur narasinya menggarami luka rakyat yang sudah menahun mengidap maha derita dan sengsara.

Perih, bagai diiris-iris, dari kuasa kerongkongannya terlontar “hanya orang tolol sedunia yang ingin membubarkan DPR”. Ahmad Sahroni menghardik bahkan hanya untuk sekedar menghadapi kepolosan dan keluguan aspirasi rakyat.

Ahmad Sahroni juga telah membuat diskriminasi dan intimidasi yang tajam terhadap kesetaraan dan keadilan antara dirinya dengan pemilik kedaulatan dan pemberi mandat kekuasaan yang sesungguhnya, yang bernama rakyat Indonesia.

Akhirnya, semua mendapat pelajaran berharga, bahwasanya kepintaran, kekayaan dan populeritas tak cukup untuk membawa seseorang pada puncak kearifannya.

Ahmad Sahroni yang hebat itu, tak terbantahkan memiliki kecerdasan intelektual. Namun sayangnya, ia menyiratkan masih miskin kecerdasan emosional, apalagi kecerdasan spiritual. Alih-Alih bersikap tawadhu, ia justru memamerkan keangkuhanan dan kesombongannya.

Ahmad Sahroni terlalu fakir untuk sekedar memberi empati dan solideritas sosial kepada rakyat korban kemiskinan struktural dan kejahatan konstitusional di republik ini.

Equivalen dengan tudingan orang tolol sedunia tatkala merespon kritik pembubaran DPR yang dilontarkannya.