Setelah kecewa terhadap PBB, aku kembali tertarik kepada PKS. Aku menilai PKS konsisten menjadi oposisi. PKS terlihat memperjuangkan aspirasi umat. Kesan gagah sebagai oposan ditunjukkan dengan mengusung Anies Baswedan di Pilgub DKI tahun 2017 dan Pilres 2024. Muncullah semboyan “aku menerima segala kekurangan PKS”. Semboyan ini aku munculkan karena aku menyadari PKS adalah partainya manusia. Kalau ada salah-salah sedikit ya dimaklumi saja.
Semboyan itu benar-benar aku wujudkan. Aku sudah menyatakan akan bergabung PKS kepada teman yang menjadi Ketua Ranting. Tapi sampai saat ini belum direspon. Sampai aku berkata : “susah juga ya masuk PKS ?”.
Di lapangan aku selalu mempromisikan caleg dan Partai ini. Tidak cukup dengan himbauan lisan kepada orang yang aku kenal, sesekali aku menulis imbauan itu di status WA-ku. Puncaknya aku menulis essay tentang PKS di media online (barisan.co). Karena keseriusanku juga, aku bergabung menjadi saksi PKS dan paslon AMIN di TPS lingkunganku.
Setelah pemilu sikap dan apresiasiku belum berubah. Rasa ingin bergabung ke PKS tetap tinggi. Keinginan itu tetap aku sampaikan setiap bertemu dengan pengurus Ranting Kebayoran Lama. Jawabannya : “ente kan udah menyatakan siap ngaji a la PKS.
Jawaban itu berlalu ditelan waktu dibarengi rasa heranku kenapa aku tak kunjung juga diterima menjadi anggota. Sampai akhirnya muncullah pernyataan petinggi PKS untuk bergabung dengan “seteru” politiknya di pilpres 2024. (bersambung) … [rif]
Wallahu a’lam bis showab